Selasa, 16 Maret 2010

Generasi Baru

Kebanyakan dari anda mungkin saja punya keyakinan bahwa jejering social seperti facebook dan twiter bagaikan pisau tajam, terserah si pemiliknya mau mengapakan pisau itu, bila pemilik pisau itu seorang koki, maka pisau itu akan banyak digunakan untuk memasak, lain halnya dengan tukang ukir kayu, kemungkinan besar pisau itu akan digunakan untuk membuat ukiran kayu yang bernilai tinggi. Dan lain sebagainya yang intinya bahwa pisau itu bernilai netral yang akan menjadi bernilai bila digunakan.



Bagaimana bila saya kemukakan sebuah tulisan Ardi Winangun yang dimuat dalam majalah Hidayatullah edisi terbaru, dalam tulisan tersebut Winangun mengangkat sebuah penelitian yang dilakukan oleh kandidat doctor yang dari Ohio State University yang bernama Aryn Karpinski, bersama co- authornya dan Adam Duberstein dari Ohio Dominican University menemukan fakta bahwa mahasiswa yang sering menggunakan online social network memiliki indeks prestasi yang lebih rendah bila dibandingkan mahasiswa yang tidak menggunakan online social network. (artinya lebih ndablek dari yang gak suka fb-an).

Lebih parah lagi penelitian yang dibuat oleh Susan Greenfield yang membuktikan bahwa para pengguna jaringan social ini mudah membuat penggunanya menjadi kekanak-kanakan bahkan berperilaku seperti anak kecil.
Saya tidak hendak membawa anda semua untuk memiliki pendapat dan pemikiran seperti saya, sebab saya pun mengakui bahwa di samping persoalan negatif akibat jejaring sosial juga memang ada juga keuntungannya. Namun yang saya pikirkan adalah sejauhmana mental kita memiliki daya saring untuk menghindari pengaruh buruk dari jejaring sosial itu dan pada saat yang sama mendapatkan keuntungan dari itu.

Saya menilai generasi kita ini memiliki kesiapan mental yang minus dalam menerima kemajuan teknologi berikut dengan segala aplikasinya seperti facebook. Akibatnya bukan saja identitas kekitaan yang menjadi semakin luntur, lebih jauh lagi bukannya kita yang mengendalikan namun kita yang dikendalikan.

Mungkin saja anda tidak percaya, namun bagaimana perasaan anda bila anda tidak mengupdate status facebook anda setiap saat? Jawaban anda menunjukkan kendali anda terhadap jejaring sosial anda. Wallau’alam

4 komentar

  1. ya, semua emang tergantung pada pemakainya..

    aku pribadi bukan orang yang kudu update status tiap detik.. bukannya apa² sih, cuman males aja..

    tapi emang bener juga, fb-an tuh emang bener² nyandu, sehari gak buka akun, rasanya uda gak nyaman.. hehe.. makanya, kudu bener² perlu pembiasaan pengurangan jam terbang fb-an, deh..

    BalasHapus
  2. mencari manfaat dalam kemudhorotan yang tak berujung...&y&

    BalasHapus


EmoticonEmoticon