Jumat, 18 Juni 2021

TENTANG TIDAK BERFIKIR

Bila kita yakin bahwa proses berfikirlah yang membawa manusia kepada kejayaan, mungkin kita perlu kita pikirkan ulang, Tentu banyak pertanyaan, mungkinkah manusia tidak berfikir ? jawabannya tidak mungkin, karena manusia diberi akal untuk berfikir. Dari proses berfikir ini manusia yang awalnya jalan kaki kemudian mengenal roda dan terus berevolusi menjadi kendaraan yang bisa lihat saat ini. Dari proses berfikir juga, manusia mengenal tulisan, kemudian semakin berkembang setelah ditemukan kertas, dan hari ini terus bermetamorfosa menjadi e-teks.


Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, tentu perlu memerlukan metode olah fikir dengan mengerti hal hal apa saja yang tidak perlu dipikirkan dan hal apa saja yang penting untuk dipikirkan. Kenyataannya memang kebanyakan dari kita hari harinya diisi oleh hal hal yang tidak penting untuk dipikirkan, namun bahayanya, seolah kebanyakan dari kita tidak mampu melawan pikiran pikiran yang tidak perlu. Dan ini cukup mengganggu.


Kita sering mendapati orang yang terjebak memikirkan masa lalu yang sudah terjadi yang pastinya tidak bisa diubah, Misalnya, hari hari kita memikirkan kejadian kemarin sore, ketika ada teman kita yang ngomongin dibelakang, atau tanpa sengaja kita terlarut ke masa lalu saat saat kita menghadapi masa sulit misalnya saat mengalami gagal dalam bisnis, kemudian menyelinap penyesalan kita pada beberapa keputusan bisnis yang akhirnya membuat sengkarut finansial.


Pada kejadian lain, bisa juga kita terlibat lambe turah, ngomongin tetangga yang kasusnya sudah terjadi beberapa bulan lalu, tapi masih saja menjadi gorengan enak untuk dibahas, sesekali ditambahkan bumbu bid’ah, alias perkara tambahan penambah selera.


Nasihat Yang lalu biarlah berlalu, ini tidak semudah yang didialogkan, sebab yang sudah berlalu bukan hanya meninggalkan kejadiannya saja, namun masih menyisakan bekas kenangan pahit. Seperti kopi, pahitnya itu yang bikin nikmat.


Bisa juga, kita sering memikirkan masa depan yang sejatinya belum tentu terjadi. Mengkhawatirkan masa depan biasanya dibangun dari referensi masa lalu. Bagi yag punya anak, sering mengcemaskan masa depan anak mau jadi apa, kerja di mana. Atas dasar kecemasan ini, maka orangtua sekuat tenaga untuk menghantarkan anaknya untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik.


Cemas itu berarti diri kita dipenuhi oleh kekhawatiran yang tidak benar benar akan terjadi kan ? menggelikan sekali saat dampak khawatir  harus dirasakan namun kejadiannya tidak benar benar terjadi juga kan. Tentu perlu kita renungkan juga, terus buat apa jantung kita berdenyut kencang, adrenalir mengalir deras, untuk semacam imajinasi masa depan yang ternyata tidak terjadi juga, sia sia sekali.


Yang perlu disadari, kecemasan ini sering menjadi berkontribusi dalam mendesain kehidupan kita, sering kan kita mendengar orang melakukan dengan kemungkinan terburuk ? mungkin dalam proyek biasa terjadi, namun dalam kehidupan kita, bekerja dengan desain kemungkinan terburuk artinya Semakin kita memikirkan hal buruk yang mungkin akan terjadi, semakin besar kemungkinan hal buruk itu menjadi kenyataan. Bahkan, meski gak benar-benar terjadi, kita bisa saja mengarang skenario terburuk untuk membuat diri kita seolah mengalami kejadian gak menyenangkan, dan itu justru membuat kita semakin menjauhkan diri dari keberhasilan. Jadi, santai saja ya.


Adalah Sayyidina Ali yang mengatakan Betapa Bodohnya manusia, dia menghancurkan masa kini sambil mengkhawatirkan masa depan, dan menangis di masa depan saat mengingat masa lalunya. Sadis juga ya.


Paling sering terjadi justru saat badan kita ada di kantor, tapi pikiran kita di tempat lain. Ini sering sekali terjadi. Beberapa perusahaan membuat peraturan karyawan tidak memegang hp saat jam kerja. Smartphone yang semakin canggih ini memang fungsinya semakin meluas, selain untuk berkomunikasi dan kamera, juga sarana bermain game yang terhubung secara team. Semakin menarik bukan ?  


Ini pula yang kadang saya menolak ajakan ngopi teman, meski dibayari sekali pun, ya tidak semua teman sih, hanya beberapa saja yang punya kebiasaan sejak awal bertemu sampai acara selesai, jemari dan matanya tidak bisa lepas dari hp, ini kemudian saya merasa bahwa dirinya sedang tidak bersama dengan saya. Yang saya butuhkan bukan kopinya, tapi inspirasi saat ngobrol, silaturahim dan barangkali ada pekerjaan yang bisa dikerjakan bersama sama.


Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah, mengatakan:

 فكر يجول فيما لا ينفع

Pikiran yang berkelana, lalu singgah pada hal hal yang tidak bermanfaat, hal ini beliau sampaikan saat membahas 10 sampah jiwa.


LANGKAH TERBAIK

Cara terbaik untuk hidup nyaman dan enak adalah hidup secara efisien sejak dari alam pikiran dengan cara menyisihkan apa pun yang tidak perlu dipikirkan dan nikmati apa pun yang sedang anda jalani hari ini tanpa terjerat masa lalu, dan terbuai masa depan. Pendek kata, hidup untuk saat ini. Kalau mau pakai bahasa keren, para ahli menyebut sebagai mindfulness.


Bagi yang terlatih pikiran berantakan, Mindfulness cukup sulit dilakukan, sebab mindfulness itu menempatkan pikirannya pada masa sekarang, tanpa ada penghakiman apa pun, secara konsisten.


Mengutip quote dari John Kabat ; Wherever you go, there you are, saat anda makan, jangan mikir pekerjaan, saat mau tidur jangan mikir deadline, saat anda ngopi jangan mikir bisnis. Makan ya nikmati makannya, tidur ya tidurlah seberkualitas mungkin, kalau ngopi ya nikmatilah setiap seruputnya, tanpa terganggung apa pun diluar sana, saat yang sama, saat bekerja fokuslah bekerja tanpa terganggu rencana mau ngopi sama siapa sore ini. Begitulah kira kira penjelasannya.


Beberapa Waktu lalu, saya pernah mengajak anak anak saya ke stasiun untuk mengambil paket, Alhamdulillah anak saya yang autis ini sangat suka sama kereta api, maka sekalian saja saya ajak bersama si bungsu. Saatnya pulang, anak anak gak mau diajak pulang, bisa jadi karena efek cuaca, lelah juga di siang hari, akhirnya 2 anak tersebut tantrum, alhasil saya sama istri berjuang keras membawa 2 anak ini masuk kendaraan. Di dalam pun belum selesai, tendangan dan cakaran tidak berhenti.


Saya pun biasa ngobrol sama anak, bukan tidak peduli terhadap tantrum anak, bukan juga pura pura santai, namun saya dan istri memilih untuk tidak larut dalam irama tantrum. Alhasil tidak lebih dari 10 menit mereka kembali damai, ceria. Dari situ saya mengetahui, vibrasi kecemasan dan kekalutan orangtua mendorong anak semakin tantrum.


BAGAIMANA SELANJUTNYA ?

Akar dari persoalan ini ada di penyakit hati,  apakah berupa masa lalu yang kurang menyenangkan dan belum dimaafkan, atau kecemasan masa depan yang belum terjadi. Bisa jadi makrifat kita terhadap Allah yang mendorong penyakit jiwa berupa sesel dengan masa lalu dan kecemasan masa depan muncuk mengganggu.


Tampaknya, kita semakin sadar pentingnya terus mengulang ulang doa yang ma’tsur, kepaya diangkat kebingan, kecemasan, kesedihan dan penyakit jiwa lainnya.  

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan dan kekikiran, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan tekanan orang-orang.”    


Santai saja. Tidak ada rasa bersalah yang dapat mengubah masa lalu kata Umar bin Khattab dan tidak ada kekhawatiran yang dapat mengubah masa depan.


Kalau begitu mari kita nikmati kerunia dari Allah saat ini, menit ini detik ini, ini cara terbaik supaya kerja kita maksimal memberi hasil, karena kita sedang bekerja fokus tanpa diinterupsi lintasan pikiran yang tidak penting.


Namun sebagaimana otot, semuanya membutuhkan latihan, semakin dilatih semakin kuat dan lentur, dan semua semua itu akan membaik dengan sendirinya melalui shalat yang penuh kekhusyukan, dan itu sudah disampaikan kanjeng nabi, sejak 14 abad yang lalu, jauh sebelum manusia membuat formula mindfulness.  

Rabu, 16 Juni 2021

TONGKAT NABI MUSA DAN KETAPEL NABI DAUD

Setiap Rosul diberi kelebihan oleh Allah sebagai sarana untuk menyampaikan risalah kepada kaumnya. Cerita heoik yang bisa kita temui adalah bagaimana Nabi Musa yang dibekali oleh Allah beberapa mukjizat salah satunya Tongkat yang dipakai sebagai bukti kebenarannya dalam menyeru Firaun dan kaumnya.


Pada mata rantai risalah selanjutnya, Nabi Daud dipilih dengan banyak kelebihan, kecerdasan, suara merdu, kerajaan berkumpul pada dirinya dalam 1 genggaman, proses melengkapi perjalanan menyampaikan tauhid salah satunya bermula saat pasukan Raja Thalut dan Jalut saling berhadapan untuk bertempur. Raja Jalut terkenal berbadan besar, kokoh, ahli tarung. Tidak ada satu pun yang berani maju kecuali Daud yang tubuhnya lebih mungil dari Jalut. Secara timbangan memang tidak fair, namun kalkulasinya tidak pada rasio bobot, Daud memilih resiko untuk mendapatkan hasil yang lebih besar.


Fokus pada kelebihan ini yang digunakan Daud saat itu, kelincahannya dalam bergerak cukup menyulitkan jalut yang berbobot besar namun kurang lincah. Hasil pertarungan ini ditutup oleh Daud dengan tembakan yang tepat mengenai kepala Jalut, rubuh dan rontok mental pula pasukannya itu.


“Saya tak pernah melihat beban dari kegagalan melakukan tembakan, kalau kita memikirkan bebannya kita akan selalu melihat hasil negatifnya,” ungkap Michael Jordan.


Seperti halnya Nabi Musa, Nabi Daud, dan siapa pun itu, setiap orang diberi bekal oleh Allah untuk bisa menjalani hidup sebaik mungkin. Bekal itu berupa potensi unik terbaik yang jika digunakan akan memberi kontribusi yang baik apakah secara finansial, politik, penemuan penemuan ilmiah, peran ketokohan atau apa pun itu.


Bekal tiap orang berbeda beda, ada yang berupa kemampuan kaligrafi yang baik, ada juga dalam bidang olahraga ada juga yang memiliki kemampuan komunikasi. Semua kemampuan itu bisa diderivikasikan lagi untuk memahami kemampuan kita yang lebih detail.


Bagi kamu misalnya memiliki kemampuan olahraga, tidak mungkin semua olahraga bisa mengantarkan kamu menjadi yang terbaik, sub bidang olahraga banyak sekali, apakah di bidang sepakbola, mma atau malah di bidang wasitnya, bahkan menjadi event organizer nya.  


Orang yang memiliki kemampuan komunikasi baik perlu dicek lebih detail sisi mana yang bisa menghantarkan kita menjadi yang terbaik, apakah menjadi orator, Negosiator, atau malah menjadi politisi.


KEKUATAN TEKAD

Okey, anggap saja kita tidak punya akses apa pun sehingga kita tidak mengerti diri kita sepenuhnya. Bukan dari orang kaya, bukan dari kalangan terpelajar, bukan pula dari kalangan penguasa, semuanya terbatas sekali. Lahir dari keluarga yang terbatas ini memang perjuangan betul. Bila tidak memiliki apa apa, sebenarnya manusia memiliki potensi terakhir yang diberikan Allah kepada kita, yaitu Tekad, alias Azam.


Rasanya kita perlu sejenak menelisik proses seorang Ar Robi’ bin Sulaiman, seorang santri langsung berguru kepada Imam Syafii. Kapasitas seorang Imam Syafii rupanya belum mampu membuatnya memahami pelajaran yang disampaikan sang guru. Bahkan pembelajaran private antara Ar Robi dan Imam syafii tidak pula membuatnya memahami pelajaran.


Kekuatan tekad yang Ar Rabi langitkan melalui doa, amal shaleh dan ketaatan rupaya membuahkan hasil, beliau yang menjadi muadzin di Mesjid Amru bin Ash ini kemudian menjadi seorang alim yang kredibel, membantu Imam Syafii menulis kitab fenomenal al Umm.


Beruntung kita berada dalam mata rantai sejarah yang luar biasa, dan sejarah ini hadir untuk memberi semangat zaman dari generasi  ke generasi.


CARA MENGETAHUI

Dengan perkembangan ilmu tentang manusia, terutama dalam pemetaan minat, bakat sudah banyak berkembang, bahkan lebih jauh dari itu, beberapa konsultan malah memiliki aplikasi untuk memetakan perjalanannya. Ibarat perjalanan menuju makkah, konsultan itu sudah tahu jalur tercepat menuju ke makkah, kurang lebih begitulah ilustrasinya.


Terlepas dari pro kontranya, saya sendiri cukup sepakat dengan konsultan tersebut, setidaknya sebagai informasi awal ke mana arah perjalanan hidupnya.


Bagaimana cara mengetahui potensi terbaik kita ? sebenarnya banyak cara, tentu terbaik adalah menemui ekspert dalam pementaan potensi, namun secara mandiri pun bisa, yaitu dengan cara cek dalam aktivitas kita, mana kegiatan yang benar benar kita begitu mengalir bersama waktu bersatu dengan alam. benar benar tidak terasa tiba tiba sudah habis, tiba tiba sudah larut malam, anda begitu menikmati dan tiada lelah sedikit pun.  


Sinyal sinyal ketapel Daud itu sebenarnya sering kok ditampakkan, namun rata rata tidak terlalu peduli, bahkan mengabaikan begitu saja. Jika anda pernah melakukan satu hal, dan, segera tandai pekerjaan itu dan tekuni, bisa jadi dari sinilah  ledakan potensi anda, bisa juga dari sini narasi kesejarahan anda dimulai.  


Teringat salah satu coach bilang gini, masalah manusia itu sumbernya dari dalam dirinya sendiri, namun seringnya manusia mencari jalan keluar, makanya gak ketemu. Semua ada di dalam, semua sudah tersedia lengkap. Tinggal kamu mau gak akses ke dalam. Imam Sahl bin Abdullah At Tastari, mengatakan Barang siapa yang mengenal dirinya maka akan mengenal Tuhannya.


Bener juga ya, jalur kemakmuran, keberlimpahan, kebahagiaan itu begitu dekat dengan diri kita, bahkan itu ada di dalam diri kita, tinggal kita mau tidak menggunakannya. Itu titipan dari Allah.


Memaksimalkan anugerah titipan Allah dalam jalan kebaikan adalah tanda kesyukuran kita kepada Allah.


Semakin benar dengan apa yang disampaikan seorang Mursyid, bahwa syukur adalah lelaku untuk naik level, setelah melewati proses sabar, maaf, dan ridlo.  Cek saja dalam surat Ibrahim ayat 7.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".


Seberapa detail Kita mengenal diri ya tergantung seberapa intens kita berinteraksi dengan diri kita secara penuh, dan langkah pertama untuk mengenal diri adalah mencintai diri sepenuhnya sebagai wujud kita mencintai kita sebagai makhluk Allah.


Setelah itu akan terbuka jalan jalan untuk mengenal diri, setelah kita lalui jalan mengenal diri, kemudian akan terbukalah jalan jalan untuk menjadi yang terbaik untuk diri agama dan bangsa, ikuti saja proses nya, nanti akan dihantarkan prosesnya, apakah nanti kamu akan menjadi pengusaha, akademisi, atau politisi. Atau apa pun itu.


Jadi, perlukah kita mengulang ngulang doa kita, “Ya Allah, bantulah kami dalam berdzikir, dan bersyukur  serta kebagusan dalam beribadah kepada engkau”. Saya rasa sangat penting sekali.

Minggu, 06 Juni 2021

HUBUNGAN BERACUN

Dalam hubungannya dengan sesame manusia apakah itu di kantor, di RT atau bahkan dalam rumah tangga sendiri, tentu tidak mungkin menghindari dari manusia, sebab pada dasarnya manusia pada dasarnya adalah makhluk social, jadi manusia pastiya akan terhubung terus dengan sesamanya.


Menghindari hubungan yang tidak saling melukai adalah hal yang sulit, sebab sesama orang solih sekalipun selalu ada peluang untuk terluka atau saling melukai. Kita bisa temui beberapa orang soleh melakukan pertengkaran sengit.  Kesolihan, kebaikan dan kecerdasan itu mewujud dalam diri manusia yang memiliki nafsu, dan kekhilafan.


Namun penting untuk disadari juga, resiko keterhubungan manusia dengan yang lainnya salah satunya adalah toxic relationship. Atau dengan bahasa entengnya adalah hubungan yang beracun.   


Toxic Relationship ini mengacu kepada hubungan yang disertai dengan hubungan yang didalamnya terdapat perilaku menyimpang yang dapat merusak perasaan, harga diri  dan fisik dirinya sendiri atau temannya. Perilaku itu apakah berupa ucapan, atau sikap yang mendominasi dan penuh control atau apa pun itu yang membuat seseorang merasa terluka dan harga dirinya berantakan.


Hubungan penuh racun ini pada masyarakat awam sering pula dikaburkan dan dicampur adukkan dengan kasih sayang. Sering kan kita dengar, aku marahin kamu karena aku sayang sama kamu. Kalau begitu apa yang menjadi ciri ciri kamu sedang berhubungan dengan orang yang memiliki toxic ?

1.  

    Rasa cemburu yang berlebihan

Kecemburuan adalah hal normal yang menunjukkan adanya upaya untuk merawat kasih sayang, sampai di sini kecemburuan adalah sikap yang positif. Namun bila berlebihanm kecemburuan ini akan mengarah kepada hubungan beracun. Kecemburuan b erlebihan ini mendorong kekalutan dan kecurigaan yang berlebihan kepada pasangan sehingga membuat perilaku yang sangat mendominasi pasangan.

2.Suka mengungkit kesalahan

Toxic people ini memang ahli sejarah, dia hapal betul kesalahan kamu lengkap dengan segala tambahan dan bid’ahnya dia. Mengungkit kesalahan ini senjata ampuh untuk membuat Anda merasa bersalah dan kemudian tunduk kepada keinginan dia.


3.Komunikasi buruk

Komunikasi yang buruk biasanya berupa cara komunikasi yang merendahkan dan membuat kamu tidak nyaman. Jangan berharap dapat panggilan unik dan menyenangkan dari orang yang toxic, sebab manusia toxic ini komunikasinya sering menyemburkan apa pun yang membuat siapa pun yang dekat dengannya terlukai.  


4.Selalu mengancam

Ancaman ini banyak variasi, bisa berupa ancaman halus bisa juga ancaman yang kasar. Ancaman itu bertujuan kamu supaya tunduk dengan keingingan dia.


Mengapa Hubungan yang tidak sehat ini terjadi ? ini menarik. Penyebab hubungan beracun ini biasanya disebabkan masa lalu yang kurang kasih sayang,  pribadi dengan masa lalu minim sayang akan membuat seseorang akan menuntut kasih sayang yang berlebihan dari orang lain dan saat yang sama memiliki kepekaan yang kurang.  


Bagaimanan jalan keluar dari hubungan yang penuh racun ini ? aturan pertama dalam hidup ini  seperti instruksi pramugari dalam memperagakan pakaian penyelamat bila terjadi emergency, yaitu selamatkan diri sendiri dulu baru membantu orang lain. Dalam hal ini, cek ke dalam, apakah anda mengalami banyak penurunan setelah menjalin hubungan dengan orang lain. Penurunan ini bisa berupa penurunan harga diri, merasa terpuruk, merasa salah dll sebagaimana yang dijelaskan di atas ? bila iya, maka lakukan langkah langkah penyelamatan diri misalnya

1.  

    Ambil tanggung jawab untuk diri sendiri dan sampaikan secara terbuka tentang perasaan yang ada, apakah sering merasa disudutkan, direndahkan dan sejenisnya.

2. Evaluasi secara serius dan kemudian ambil langkah bersama hal hal yang perlu dirubah, misal pola komunikasi yang awalnya menuntut menjadi lebih demokratis.

3.  
Segera sadari, bila ternyata yang bersangkutan tidak bisa berubah dan segera mengambil langkah selanjutnya misalnya meminimalkan interaksi.


Apakah setelah selesai memutus hubungan beracun ini selesai juga urusan ? bisa saja selesai, namun bisa juga belum selesai, tanda belum selesai salah satunya jika sering teringat kejadian tersebut dan kemudian timbul emosi negative apakah berupa perasaan sedih, takut dan yang lainnya.


Bila sudah terjadi demikian, tentu segera ambil keputusan untuk menemui ahlinya untuk segera merelease perasaan tersebut.


Apakah anda sekarang sedang mengalami hubungan racun ? tentu anda sendiri yang tahu, namun dengan membaca tulisan ini tentu anda perlu semakin sadar apakah anda sedang mengalaminya atau tidak.  

Jumat, 04 Juni 2021

APRESIASI RASA MALAS

Memilih bersikap keras kepada diri sendiri dengan alasan bahwa hidup itu perjuangan untuk menaklukkan diri sendiri adalah cara yang neorotik dengan logika penaklukan. Sebab anda membuat berjarak semakin jauh dengan diri anda sendiri, justru yang dari awal sudah memberi kontribusi terbaik dalam pencapaian hari ini.


Berjarak dengan teman sudah banyak memberi dan berkorban itu rasanya tidak nyaman. Apalagi berjarak dengan diri sendiri yang terus kita bersama.


Ada harga yang harus dibayar saat anda keras terhadap diri sendiri,  salah satunya sering mengalami kegagalan saat sukses itu sudah dihadapan. Orang bilang sial, namun itu sebenarnya anda dibajak dan disabotase oleh diri sendiri.


Rasa malas itu perlu disikapi cermat.  Bahwa kemalasan itu berarti penuruan produktifitas memang benar.. Namun lebih arif jika berdialog dengan diri tidak dibangun dengan narasi industrial kapitalis yang di kalkulasi secara mekanik.


Malas adalah sinyal dari diri ada yang gak seimbang, ada yang tidak beres, ada yang tertinggal bahkan ada yang tidak adil yang kamu berikan kepada diri sendiri. Apakah kamu terlalu kerja keras lupa memberi asupan yang seimbang, atau bisa jadi ada nilai nilai hidup yang kompatibel bagi orang lain tapi diri anda sendiri memandang itu tidak layak. Misal bagi orang lain, memiliki kendaraan merk tertentu cukup worth untuk hidup mereka, apakah Anda pun perlu berlaku hal yang sama? Bisa jadi yang Anda butuhkan adalah keamanan finansial, atau bisa jadi yang Anda butuhkan adalah keterhubungan maksimal dengan keluarga.


Rupanya konsep umum bahwa malas itu buruk bahkan syetan pun tidak tertarik untuk menggoda orang malas membuat sikap reaktif dalam menindas rasa malas yang sebenarnya itu hanya efek dari banyak hal. Bisa dikatakan mobil anda mogok, bukannya memilih untuk menepi untuk ke bengkel namun sering kali sikap yang ada adalah memaksakan diri untuk mendorong, untuk injak gas dan mukul stear. Pemaksaan ini selain membuat amarah semakin memuncak, juga membuat mobil semakin rusak. Itu lah kira kira analoginya.


Sy pernah mengalami mogok kendaraan bersama teman, saat itu perjalanan ke blitar Selatan yang cukup jauh akses ke perbengkelan. Kala itu kendaraan kami mogok di sisi jalan, kiri kanan hutan jati. Semua panel kita cek semua baik baik saja, dan keringat mulai deras membasahi baju. Saya coba berfikir jernih dah cari posisi nyaman, hanya buka tank bensin semua terjawab, isi bensin habis tanpa disadari karena panel indikatornya rusak. Kita menepi untuk isi bensin dan kendaraan pun kembali menyala.. Sesimpel itu sebenarnya analogi mengelola malas.


Jika sekedar membasmi rasa malas sebagaimana banyak pelatihan hari ini yang memberi dampak mujarab sesaat, namun karena sumber persoalannya tidak beres maka malas ini akan kembali menyapa dengan penuh kemenangan, hello broo.. I am coming back. Dan anda pun kembali terlelap dalam buaian malas yang menenangkan itu.


Pernah gak kita mendirikan sejenak, sekedar menyapa, eh kenapa hari ini aku malas? Ada salah apa? Nti semua terjawab berupa respon respon yang hanya diri kita yang faham, apakah berupa lintasan pikiran, apakah rasa lapar yang mendera, atau tiba tiba ingin berdzikir, dsb.


Memang dunia yang makin sibuk dan askes informasi yang hanya dalam genggaman tangan asal ada kuota, rasa ingin tau ini benar benar menagih kita untuk searching apa pun yang berloncatan di saraf saraf kita, dan menariknya semua begitu mudah. Menariknya dunia luar mbuat kita tidak peka dengan ketidakberesan dalam diri kita yang berteriak melalui rasa malas yang mendera. Kita abaikan semua dan anggap semua akan baik baik saja. Sangat mungkin semua mereda, tapi itu hanya soal waktu, iya menunggu waktu sampai dorongan protes dalam diri itu sampai tidak tertahankan untuk meledak.


Pernah gak kita tiba tiba sakit keras, pernah gak tiba tiba kita stuck, pernah gak tiba tiba gak bisa mikir dan banyak masalah. Bersyukurlah itu terjadi, segera mendiri dan menyapa.. Maafkan aku yang lupa merawat diri. Dan entah kenapa dalam waktu tidak lama kita kembali bugar, kembali dinamis dan kembali luar biasa.


Sebelum kita terlalu tua untuk menanggung persoalan yang menumpuk karena tidak peka. Gak jadi soal juga hari hari kita isinya dialog sama diri kita, bahkan hanya sekedar beli kaos. Jika itu kita suka ya beli saja. Urusan orang lain suka apa gak suka, itu mah urusan nomor ke 35.


Jangan jangan selama ini hidup yang kita jalani, profesi yang kita lakukan bukanlah jalan yang kita inginkan.


Jika hanya sekedar untuk hidup tanpa ada rasa bahagia di dalamnya, bisa jadi ini sumber kemalasan yang kemudian merembet jadi masalah seperti ini.


Yuk sekarang bertanya kembali ke dalam diri.. Apakah kamu bahagia dengan ini semua?


BANYAK SYARAT

Manusia itu sendiri sudah menjadi keajaiban dalam penciptaan, bahkan tanpa ikhtiar keras manusia sekali pun, keajaiban itu secara otomatis terinstal dirinya kebahagiaan.


Berkah dari Allah selain terinstall dalam dirinya kebahagiaan juga sarana kebahagiaan pun disiapkan semuanya. Sesederhana itu.


Pengkondisian sosial yang cukup masif tentang bagaimana mendapatkan rasa bahagianya sebenar cukup halus untuk memberi tahu bahwa bahagia itu berada di luar sana dan kamu kalau tidak mengejarnya, kamu pasti merasa tidak bahagia. Dari situ kemudian bahagia menjadi rasa yang hadir jika memiliki sesuatu dan bahagia nya jika menggapai sesuatu berhasil membuat tafsir yang setipe yaitu aku bahagia jika memiliki ini. Dari sini bahagia ini menjadi bersyarat.


Di sisi yang lebih simpel kita sering  dapat nasihat kesuksesan, bahkan nasihat ini sering kita dapatkan sejak bangku kuliah, jika ingin dapat nilai bagus kamu harus berhasil mencuri hati dosen, dan kenyataanya cara ini berhasil, dalam dunia kerja jika ingin cepet karir kamu harus melakukan pendekatan tertentu.


Lambat laun, beragam teknik sukses itu bukannya memberi bahagia lebih, yang ada malah memberi tambahan beban. Padahal jika mau, untuk sukses fokus aja kerja yang bener dan jujur, selesai kan?  Tanpa atribut apa pun.


Dan atribut itu kemudian memberi rasa lelah dalam batin, seraya berkata, untuk sukses kok seribet itu ya.. Males ah.

SEDERHANAKAN SEMUA DAN 0.

Tanpa apa pun manusia akan memberjalankan dirinya untuk aktual secara maksimal, makin lepas makin ringan di jiwa, kurang lebih begitu lah.


Pada banyak hal, malas itu bermakna rem sedang diinjak, rem diinjak ini karena ada sesuatu yang membuat dirinya Insecure. Di sini cara berfikir hit and run menemukan relevansinya, namun manusia pun bisa memilih untuk sejenak diam dan mencari sebab kenapa saya harus lari dan kenapa saya harus agresif.


Banyak orang fokus bagaimana menindas sikap penundaan, dengan menambah dosis motivasi, namun apakah membereskan akar masalah?  Bisa juga iya, namun akar masalahnya apakah beres?


Kita cek dalam hari hari kita yang biasanya semangat berangkat ke kantor, namun kita mendapati orang yang kurang sreg secara kinerja tiba tiba di daulat menjadi pimpinan proyek dan kita berada di dalamnya.


Atau suatu saat kita pernah kan malas pada hari tertentu ? Sebab pada hari tersebut ada pelajaran yang kita gak dalam posisi maksimal dan kebetulan pula diampu oleh guru yang kurang menyenangkan.


Para motivator sering memberi solusi, supaya semangat belajar, coba deh temani kopi, coba pajang foto impian supaya memacu semangat belajar, dan lebih menyedihkan, orang tua menyarankan anaknya punya pacar, supaya diantara mereka berdua bisa saling memberi semangat hahahaha.


Dalam hal kerja pun, motivator menyarankan untuk membuat to do list, membuat dream book, memajang barang impian yang ingin dimiliki, yang disinyalir itu semua dapat memacu semangat kerja, sekilas heroik, namun itu semua malah menjadi tugas tambahan bukan?


Cek sebentar, persoalan kita sebenarnya berada didalam, rem kita injak karena ada faktor psikologis yang belum kita release yaitu emosi negatif, apakah kepada guru atau kepada teman yang ditunjuk sebagai pimpro.


Banyak orang mengabaikan alarm itu, menekan tombol mati alarm dan kembali lelap, apa yang terjadi, semua bencana terjadi karena semua sudah terlambat.


Kesalahan itu lazim terjadi, karena kebiasaan kita mencari jalan keluar, sementara masalah sesungguhnya ada di dalam. Akibatnya kerja semakin memburuk karena desakan desakan emosi negatif ini semakin membuat pikiran semakin tumpul, dan semua menjadi berantakan.


Jujur dengan perasaan yang sedang dialami adalah awalan yang baik untuk mencegat semua musibah terjadi, karena dengan jujur akan mempermudah tahap selanjutnya yaitu melepas rasa kecewa, melepas rasa tidak percaya diri, melepas rasa tidak aman. Percaya deh, dengan melepas emosi negatif, perlahan malas pun akan pudar dengan sendirinya. Sesederhana itu bukan ? Dan ada saatnya nanti anda tidak perlu motivator lagi, karena semua sudah beres dan energi anda sdh hadir nyata dalam diri.


Sederhananya, Malas, itu sinyal dari diri kalau hidup yang sedang dijalani terlalu rumit.

Rabu, 02 Juni 2021

TENTANG LUKA

Mari kita membahas sesuatu yang terus menerus ada sejak awal adanya manusia, yaitu luka. Di sini bukan membahas luka fisik, namun luka batin. Di atas Luka ini, terbentang sejarah manusia dengan ragam cerita pilu, cerita kebangkitan dan cerita cinta, semua narasi ini selalu menyertakan luka di dalamnya. Kita bisa memulai cerita dari seorang Habil dan Kabil yang  dua duanya terluka dan berujung pada kematian tragis pertama manusia. Cerita fiksi tenggelamya kapal van de wick memang berkisar cinta yang penuh martabat, namun luka akibat cinta memang membuat mata ini awet sembabnya.


Jaman Majapahit dulu, ada raja yang digelari Kalagemet, nama aslinya Jayanagara, Mati di tangan tabib. terluput dari kontoversi siapa pembunuhnya, namun luka akibat perbuatannya terhadap wanita, mendorongnya kepada kematian yang sia sia.


Jauh beberapa abad setelahnya, di Tanah Aceh hadir Armada yang dinamakan armada Inong Bale yang dibentuk Laksamana Malahayati. Mereka terdiri dari pada janda yang suaminya wafat dalam medan laga melawan portugis.


Itu sekelumit sejarah dan cerita yang sulit dinafikan bila ternyata ada luka batin yang menyertainya.


Dalam hal personal, kita sering mendapati ragam cerita yang mengobarkan semangat sukses, setelah beberapa tahun lalu diteriakin dan dilecehkan, dia bangkit dan membuktikan itu semua salah. Dan hasilnya memang dia berhasil.


Pada cerita lain memang ada pula yang sejak kecil mengalami trauma akibat diasuh oleh orangtua toxic, sampai akhirnya mengalami krisis identitas hebat, rupaya Allah memberinya ketegaran, dia berikan tenaga untuk mencari solusi dan dia temukan cara untuk bahagia serumit apa pun masa lalunya. Ini kata Paulo Coelho "Rasa sakit kemarin adalah kekuatan hari ini”.


Namun cerita itu adalah cerita epic, sebab banyak cerita sial juga. Ada yang dibesarkan oleh orangtua kaku dank eras kemudia saat dia menjadi ayah, dia pun melakukan langkah copy paste sebagaimana yang ayahnya lakukan kepadanya saat dia kecil. Mulai kakunya sampai perilaku otoritariannya kepada anaknya.


Ada pula cerita tentang lelaki yang berulang kali kandas nikah, karena soal ekonomi. Masalahnya sama berulang kembali, kalau tidak turun posisi ya dikasih goldenshake. Selalu begitu, usut diusut ternyata ada luka yang terkait dengan uang yang membuatkan mengalami pengulangan masalah yang sama, semua berujung pada jelampah.


Jadi, mencari jalan setapak pun selalu ada dedaunan berduri tajam yang menggores kulit kaki terkadang jemari. Namun melewati jalanan beraspal pun bukan cara terbaik untuk menghindari celaka. Ini bukan tentang cara bersembunyi dari nyeri, namun cara melewati hidup dengan batin yang netral.


Mari kita teliti sejenak, ini akan terkait erat dengan tulisan saya tentang dendam positif. Beberapa yang pernah mengalami luka akibat dihina, dilecehkan, abaikan kemudian dirinya bangkit dari keterpurukan untuk membuktikan dirinya berhasil dan ternyata benar dia berhasil, apakah lukanya benar benar sembuh ? rupanya bisa juga belum, dia sukses dengan tetap membawa nyeri di dada.


Bagaimana dengan cerita sial yang sering kita temui dalam dunia pengasuhan alias parenting ? faktanya alih alih ingin menjadikan anaknya berhasil dengan penuh kedisiplinan, namun yang ada ternyata dia melakukan dengan cara yang melukai batin anak. ternyata dalam dirinya ada luka batin karena pengasuhan yang belum netral.


Dan ternyata banyak betul hal hal yang tampak sepele, kejadiannya sudah berlalu lama, namun lukanya masih bernanah, yang sesekali membayangi diri saat sendirian dan mempengaruhi beberapa sisi sisi kehidupan.


Pada Beberapa orang yang masa kecilnya pernah diteriaki bodoh dan diri kecilnya menemukan dirinya dalam posisi bodoh saat itu, mendorongnya pada dua sikap. Pertama membuat dirinya semakin semangat dan semakin ingin membuktikan dirinya tidak bodoh. Hasilnya dia semakin berprestasi dan semakin luar biasa. Dia menggunakan lukanya untuk berpacu dan berprestasi. Pepatah “apapun yang membuat kamu tidak mati, akan membuat kamu semakin kuat” ini menemukan padanan faktanya ternyata.


Beberapa cerita epic ini kemudian berujung pada pertemuan antara si anak kecil yang dulu teriak bodoh yang kini sudah sukses dengan jabatan mentereng, dengan orang dewasa yang meneriakinya bodoh yang saat ini semakin sepuh dan sakit sakitan. Si anak tadi kemudian mengucapkan terima kasih, atas teriakan bodohnya, barangkali kalau tidak ada momentum luka tersebut, apakah dirinya bisa jadi pejabat ? kurang lebih begitulah dialognya yang diakhiri dengan senyuman penuh arti. Bisa jadi senyuman itu bermakna senyum kemenangan ego, atau senyum apa hanya dirinya yang tahu.


Namun sikap kedua berbeda, teriakan bodoh ini kemudian memupus impiannya untuk belajar lebih semangat. Usahlah diri Kita bisa membayangkan manusia mungil yang diteriaki bodoh untuk melanjutkan jenjang kuliah. Mungkin esok mau sekolah pun butuh energy yang benar benar kuat. Teriakan bodoh itu secara mangkus membuat dirinya candela, lumpuh daya juangnya.


Terlepas dari jenis apa pun kita masuk, rupaya tetap penting bagi kita untuk mengetahui sumber sumber umum dari luka batin. Untuk menyembuhkan memang butuh penawarnya, namun langkah pertama adalah sadar bahwa masih ada luka yang belum diperban. Langkah kedua please berhentikan untuk menggaruknya. Ada pun langkah selanjutnya, kita akan bahas di tulisan selanjutnya.