Setiap Rosul diberi kelebihan oleh Allah sebagai sarana untuk menyampaikan risalah kepada kaumnya. Cerita heoik yang bisa kita temui adalah bagaimana Nabi Musa yang dibekali oleh Allah beberapa mukjizat salah satunya Tongkat yang dipakai sebagai bukti kebenarannya dalam menyeru Firaun dan kaumnya.
Pada mata rantai risalah
selanjutnya, Nabi Daud dipilih dengan banyak kelebihan, kecerdasan, suara
merdu, kerajaan berkumpul pada dirinya dalam 1 genggaman, proses melengkapi perjalanan
menyampaikan tauhid salah satunya bermula saat pasukan Raja Thalut dan Jalut
saling berhadapan untuk bertempur. Raja Jalut terkenal berbadan besar, kokoh,
ahli tarung. Tidak ada satu pun yang berani maju kecuali Daud yang tubuhnya
lebih mungil dari Jalut. Secara timbangan memang tidak fair, namun kalkulasinya
tidak pada rasio bobot, Daud memilih resiko untuk mendapatkan hasil yang lebih
besar.
Fokus pada kelebihan ini
yang digunakan Daud saat itu, kelincahannya dalam bergerak cukup menyulitkan
jalut yang berbobot besar namun kurang lincah. Hasil pertarungan ini ditutup
oleh Daud dengan tembakan yang tepat mengenai kepala Jalut, rubuh dan rontok mental pula pasukannya itu.
“Saya tak pernah melihat
beban dari kegagalan melakukan tembakan, kalau kita memikirkan bebannya kita
akan selalu melihat hasil negatifnya,” ungkap Michael Jordan.
Seperti halnya Nabi Musa, Nabi
Daud, dan siapa pun itu, setiap orang diberi bekal oleh Allah untuk bisa
menjalani hidup sebaik mungkin. Bekal itu berupa potensi unik terbaik yang jika
digunakan akan memberi kontribusi yang baik apakah secara finansial, politik,
penemuan penemuan ilmiah, peran ketokohan atau apa pun itu.
Bekal tiap orang berbeda
beda, ada yang berupa kemampuan kaligrafi yang baik, ada juga dalam bidang
olahraga ada juga yang memiliki kemampuan komunikasi. Semua kemampuan itu bisa
diderivikasikan lagi untuk memahami kemampuan kita yang lebih detail.
Bagi kamu misalnya memiliki
kemampuan olahraga, tidak mungkin semua olahraga bisa mengantarkan kamu menjadi
yang terbaik, sub bidang olahraga banyak sekali, apakah di bidang sepakbola,
mma atau malah di bidang wasitnya, bahkan menjadi event organizer nya.
Orang yang memiliki
kemampuan komunikasi baik perlu dicek lebih detail sisi mana yang bisa
menghantarkan kita menjadi yang terbaik, apakah menjadi orator, Negosiator,
atau malah menjadi politisi.
KEKUATAN TEKAD
Okey, anggap saja kita tidak
punya akses apa pun sehingga kita tidak mengerti diri kita sepenuhnya. Bukan
dari orang kaya, bukan dari kalangan terpelajar, bukan pula dari kalangan
penguasa, semuanya terbatas sekali. Lahir dari keluarga yang terbatas ini memang
perjuangan betul. Bila tidak memiliki apa apa, sebenarnya manusia memiliki potensi
terakhir yang diberikan Allah kepada kita, yaitu Tekad, alias Azam.
Rasanya kita perlu sejenak
menelisik proses seorang Ar Robi’ bin Sulaiman, seorang santri langsung berguru
kepada Imam Syafii. Kapasitas seorang Imam Syafii rupanya belum mampu
membuatnya memahami pelajaran yang disampaikan sang guru. Bahkan pembelajaran
private antara Ar Robi dan Imam syafii tidak pula membuatnya memahami
pelajaran.
Kekuatan tekad yang Ar Rabi langitkan
melalui doa, amal shaleh dan ketaatan rupaya membuahkan hasil, beliau yang
menjadi muadzin di Mesjid Amru bin Ash ini kemudian menjadi seorang alim yang kredibel,
membantu Imam Syafii menulis kitab fenomenal al Umm.
Beruntung kita berada dalam mata rantai sejarah yang luar biasa, dan
sejarah ini hadir untuk memberi semangat zaman dari generasi ke generasi.
CARA MENGETAHUI
Dengan perkembangan ilmu
tentang manusia, terutama dalam pemetaan minat, bakat sudah banyak berkembang,
bahkan lebih jauh dari itu, beberapa konsultan malah memiliki aplikasi untuk memetakan
perjalanannya. Ibarat perjalanan menuju makkah, konsultan itu sudah tahu jalur
tercepat menuju ke makkah, kurang lebih begitulah ilustrasinya.
Terlepas dari pro kontranya,
saya sendiri cukup sepakat dengan konsultan tersebut, setidaknya sebagai
informasi awal ke mana arah perjalanan hidupnya.
Bagaimana cara mengetahui potensi terbaik kita ? sebenarnya banyak
cara, tentu terbaik adalah menemui ekspert dalam pementaan potensi, namun
secara mandiri pun bisa, yaitu dengan cara cek dalam aktivitas kita, mana
kegiatan yang benar benar kita begitu mengalir bersama waktu bersatu dengan
alam. benar benar tidak terasa tiba tiba sudah habis, tiba tiba sudah larut
malam, anda begitu menikmati dan tiada lelah sedikit pun.
Sinyal sinyal ketapel Daud
itu sebenarnya sering kok ditampakkan, namun rata rata tidak terlalu peduli,
bahkan mengabaikan begitu saja. Jika anda pernah melakukan satu hal, dan,
segera tandai pekerjaan itu dan tekuni, bisa jadi dari sinilah ledakan potensi anda, bisa juga dari sini narasi
kesejarahan anda dimulai.
Teringat salah satu coach
bilang gini, masalah manusia itu sumbernya dari dalam dirinya sendiri, namun
seringnya manusia mencari jalan keluar, makanya gak ketemu. Semua ada di dalam,
semua sudah tersedia lengkap. Tinggal kamu mau gak akses ke dalam. Imam Sahl
bin Abdullah At Tastari, mengatakan Barang siapa yang mengenal dirinya maka akan
mengenal Tuhannya.
Bener juga ya, jalur
kemakmuran, keberlimpahan, kebahagiaan itu begitu dekat dengan diri kita,
bahkan itu ada di dalam diri kita, tinggal kita mau tidak menggunakannya. Itu
titipan dari Allah.
Memaksimalkan anugerah
titipan Allah dalam jalan kebaikan adalah tanda kesyukuran kita kepada Allah.
Semakin benar dengan apa
yang disampaikan seorang Mursyid, bahwa syukur adalah lelaku untuk naik level,
setelah melewati proses sabar, maaf, dan ridlo.
Cek saja dalam surat Ibrahim ayat 7.
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Seberapa detail Kita
mengenal diri ya tergantung seberapa intens kita berinteraksi dengan diri kita
secara penuh, dan langkah pertama untuk mengenal diri adalah mencintai diri
sepenuhnya sebagai wujud kita mencintai kita sebagai makhluk Allah.
Setelah itu akan terbuka
jalan jalan untuk mengenal diri, setelah kita lalui jalan mengenal diri,
kemudian akan terbukalah jalan jalan untuk menjadi yang terbaik untuk diri
agama dan bangsa, ikuti saja proses nya, nanti akan dihantarkan prosesnya,
apakah nanti kamu akan menjadi pengusaha, akademisi, atau politisi. Atau apa
pun itu.
Jadi, perlukah kita mengulang ngulang doa kita, “Ya Allah, bantulah
kami dalam berdzikir, dan bersyukur serta
kebagusan dalam beribadah kepada engkau”. Saya rasa sangat penting sekali.
EmoticonEmoticon