Jumat, 18 Juni 2021

TENTANG TIDAK BERFIKIR

Bila kita yakin bahwa proses berfikirlah yang membawa manusia kepada kejayaan, mungkin kita perlu kita pikirkan ulang, Tentu banyak pertanyaan, mungkinkah manusia tidak berfikir ? jawabannya tidak mungkin, karena manusia diberi akal untuk berfikir. Dari proses berfikir ini manusia yang awalnya jalan kaki kemudian mengenal roda dan terus berevolusi menjadi kendaraan yang bisa lihat saat ini. Dari proses berfikir juga, manusia mengenal tulisan, kemudian semakin berkembang setelah ditemukan kertas, dan hari ini terus bermetamorfosa menjadi e-teks.


Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, tentu perlu memerlukan metode olah fikir dengan mengerti hal hal apa saja yang tidak perlu dipikirkan dan hal apa saja yang penting untuk dipikirkan. Kenyataannya memang kebanyakan dari kita hari harinya diisi oleh hal hal yang tidak penting untuk dipikirkan, namun bahayanya, seolah kebanyakan dari kita tidak mampu melawan pikiran pikiran yang tidak perlu. Dan ini cukup mengganggu.


Kita sering mendapati orang yang terjebak memikirkan masa lalu yang sudah terjadi yang pastinya tidak bisa diubah, Misalnya, hari hari kita memikirkan kejadian kemarin sore, ketika ada teman kita yang ngomongin dibelakang, atau tanpa sengaja kita terlarut ke masa lalu saat saat kita menghadapi masa sulit misalnya saat mengalami gagal dalam bisnis, kemudian menyelinap penyesalan kita pada beberapa keputusan bisnis yang akhirnya membuat sengkarut finansial.


Pada kejadian lain, bisa juga kita terlibat lambe turah, ngomongin tetangga yang kasusnya sudah terjadi beberapa bulan lalu, tapi masih saja menjadi gorengan enak untuk dibahas, sesekali ditambahkan bumbu bid’ah, alias perkara tambahan penambah selera.


Nasihat Yang lalu biarlah berlalu, ini tidak semudah yang didialogkan, sebab yang sudah berlalu bukan hanya meninggalkan kejadiannya saja, namun masih menyisakan bekas kenangan pahit. Seperti kopi, pahitnya itu yang bikin nikmat.


Bisa juga, kita sering memikirkan masa depan yang sejatinya belum tentu terjadi. Mengkhawatirkan masa depan biasanya dibangun dari referensi masa lalu. Bagi yag punya anak, sering mengcemaskan masa depan anak mau jadi apa, kerja di mana. Atas dasar kecemasan ini, maka orangtua sekuat tenaga untuk menghantarkan anaknya untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik.


Cemas itu berarti diri kita dipenuhi oleh kekhawatiran yang tidak benar benar akan terjadi kan ? menggelikan sekali saat dampak khawatir  harus dirasakan namun kejadiannya tidak benar benar terjadi juga kan. Tentu perlu kita renungkan juga, terus buat apa jantung kita berdenyut kencang, adrenalir mengalir deras, untuk semacam imajinasi masa depan yang ternyata tidak terjadi juga, sia sia sekali.


Yang perlu disadari, kecemasan ini sering menjadi berkontribusi dalam mendesain kehidupan kita, sering kan kita mendengar orang melakukan dengan kemungkinan terburuk ? mungkin dalam proyek biasa terjadi, namun dalam kehidupan kita, bekerja dengan desain kemungkinan terburuk artinya Semakin kita memikirkan hal buruk yang mungkin akan terjadi, semakin besar kemungkinan hal buruk itu menjadi kenyataan. Bahkan, meski gak benar-benar terjadi, kita bisa saja mengarang skenario terburuk untuk membuat diri kita seolah mengalami kejadian gak menyenangkan, dan itu justru membuat kita semakin menjauhkan diri dari keberhasilan. Jadi, santai saja ya.


Adalah Sayyidina Ali yang mengatakan Betapa Bodohnya manusia, dia menghancurkan masa kini sambil mengkhawatirkan masa depan, dan menangis di masa depan saat mengingat masa lalunya. Sadis juga ya.


Paling sering terjadi justru saat badan kita ada di kantor, tapi pikiran kita di tempat lain. Ini sering sekali terjadi. Beberapa perusahaan membuat peraturan karyawan tidak memegang hp saat jam kerja. Smartphone yang semakin canggih ini memang fungsinya semakin meluas, selain untuk berkomunikasi dan kamera, juga sarana bermain game yang terhubung secara team. Semakin menarik bukan ?  


Ini pula yang kadang saya menolak ajakan ngopi teman, meski dibayari sekali pun, ya tidak semua teman sih, hanya beberapa saja yang punya kebiasaan sejak awal bertemu sampai acara selesai, jemari dan matanya tidak bisa lepas dari hp, ini kemudian saya merasa bahwa dirinya sedang tidak bersama dengan saya. Yang saya butuhkan bukan kopinya, tapi inspirasi saat ngobrol, silaturahim dan barangkali ada pekerjaan yang bisa dikerjakan bersama sama.


Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah, mengatakan:

 فكر يجول فيما لا ينفع

Pikiran yang berkelana, lalu singgah pada hal hal yang tidak bermanfaat, hal ini beliau sampaikan saat membahas 10 sampah jiwa.


LANGKAH TERBAIK

Cara terbaik untuk hidup nyaman dan enak adalah hidup secara efisien sejak dari alam pikiran dengan cara menyisihkan apa pun yang tidak perlu dipikirkan dan nikmati apa pun yang sedang anda jalani hari ini tanpa terjerat masa lalu, dan terbuai masa depan. Pendek kata, hidup untuk saat ini. Kalau mau pakai bahasa keren, para ahli menyebut sebagai mindfulness.


Bagi yang terlatih pikiran berantakan, Mindfulness cukup sulit dilakukan, sebab mindfulness itu menempatkan pikirannya pada masa sekarang, tanpa ada penghakiman apa pun, secara konsisten.


Mengutip quote dari John Kabat ; Wherever you go, there you are, saat anda makan, jangan mikir pekerjaan, saat mau tidur jangan mikir deadline, saat anda ngopi jangan mikir bisnis. Makan ya nikmati makannya, tidur ya tidurlah seberkualitas mungkin, kalau ngopi ya nikmatilah setiap seruputnya, tanpa terganggung apa pun diluar sana, saat yang sama, saat bekerja fokuslah bekerja tanpa terganggu rencana mau ngopi sama siapa sore ini. Begitulah kira kira penjelasannya.


Beberapa Waktu lalu, saya pernah mengajak anak anak saya ke stasiun untuk mengambil paket, Alhamdulillah anak saya yang autis ini sangat suka sama kereta api, maka sekalian saja saya ajak bersama si bungsu. Saatnya pulang, anak anak gak mau diajak pulang, bisa jadi karena efek cuaca, lelah juga di siang hari, akhirnya 2 anak tersebut tantrum, alhasil saya sama istri berjuang keras membawa 2 anak ini masuk kendaraan. Di dalam pun belum selesai, tendangan dan cakaran tidak berhenti.


Saya pun biasa ngobrol sama anak, bukan tidak peduli terhadap tantrum anak, bukan juga pura pura santai, namun saya dan istri memilih untuk tidak larut dalam irama tantrum. Alhasil tidak lebih dari 10 menit mereka kembali damai, ceria. Dari situ saya mengetahui, vibrasi kecemasan dan kekalutan orangtua mendorong anak semakin tantrum.


BAGAIMANA SELANJUTNYA ?

Akar dari persoalan ini ada di penyakit hati,  apakah berupa masa lalu yang kurang menyenangkan dan belum dimaafkan, atau kecemasan masa depan yang belum terjadi. Bisa jadi makrifat kita terhadap Allah yang mendorong penyakit jiwa berupa sesel dengan masa lalu dan kecemasan masa depan muncuk mengganggu.


Tampaknya, kita semakin sadar pentingnya terus mengulang ulang doa yang ma’tsur, kepaya diangkat kebingan, kecemasan, kesedihan dan penyakit jiwa lainnya.  

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan dan kekikiran, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan tekanan orang-orang.”    


Santai saja. Tidak ada rasa bersalah yang dapat mengubah masa lalu kata Umar bin Khattab dan tidak ada kekhawatiran yang dapat mengubah masa depan.


Kalau begitu mari kita nikmati kerunia dari Allah saat ini, menit ini detik ini, ini cara terbaik supaya kerja kita maksimal memberi hasil, karena kita sedang bekerja fokus tanpa diinterupsi lintasan pikiran yang tidak penting.


Namun sebagaimana otot, semuanya membutuhkan latihan, semakin dilatih semakin kuat dan lentur, dan semua semua itu akan membaik dengan sendirinya melalui shalat yang penuh kekhusyukan, dan itu sudah disampaikan kanjeng nabi, sejak 14 abad yang lalu, jauh sebelum manusia membuat formula mindfulness.  


EmoticonEmoticon