Senin, 08 Februari 2010

Rehat

Bepergian bagi saya adalah terapi untuk menyelesaikan kejenuhan selama berhari-hari terkungkung dalam dunia kantor, nah kali ini saya melakukan perjalanan menyusuri aliran sungai lahar gunung kelud. Perjalanan di mulai sekitar jam 8 sampai ke tempat sekitar jam 08.30, alhamdulillah jalan sudah beraspal, jadi cukup dengan naik motor saya dan beberapa teman saya sudah bisa mencapai tempat untuk kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki. Sementara motor saya titip ke penduduk setempat.


Sebelum menyusuri aliran sungai lahar gunung kelud, saya harus menyusuri perkebunan karet, awalnya saya mau bermalam, tapi karena hari masih siang ya lebih baik teruskan aja perjalanan, karena besok ternyata masih ada kerjaan lain. Melewati perkebunan karet dengan jalan setapak mengingatkan pada masa kecil dulu, saya suka sekali kalau berkunjung ke rumah nenek di Ciamis, selain karena kangen juga karena suasana alamnya yang masih pedesaan.

Setelah melalui perkebunan karet saya dan teman-teman langsung turun ke sungai dan langsung turun dan kebetulan memang airnya tidak terlalu deras, yang asik di sana perjalanan saya di sungai ini tidak melulu datar tapi terkadang harus naik juga melewati 2 bendungan yang cukup besar dan tinggi, mungkin saja kalau tidak hati-hati akan jatuh dan sakit pastinya, anda bisa melihat tingginya bendungan dari gambar berikut ini

Atau di gambar berikut ini

Memang sih bendungannya tidak tinggi-tinggi amat, ya mungkin bangunan 3-4 lantai, namun yang bikin berat itu adalah proses perjalanannya, di mana selain perjalanan menyusuri sungai yang cukup menguras energi juga harus memanjat bendungan, hehe, namun kelelahan ini menjadi terkurangi oleh indahnya pemandangan. Sebagai informasi saja, jumlah bendungan penahan lahar gunung kelud ini cukup banyak, tapi yang pernah saya lewati kurang lebih 5-6 bendungan saja.


Ada banyak pelajaran yang saya ambil dari perjalanan ini, anda lihat nenek tua yang sedang mengambil rumput di foto di bawah ini mungkin amat luar biasa bagi orang kota, namun menjadi lebih luar biasa lagi bila kita tahu kalau nenek tua ini menyusuri sungai, menaiki dan menuruni bukit di depannya setiap hari. Sementara itu air sungai sewaktu-waktu siap melahap tubuhnya yang renta itu setiap waktu.


Hal serupa bisa anda lihat di bawah ini, para pekerja ini memang dituntut untuk berprofesi sebagai tukang batu, demi menghidupi anak dan istrinya, yang membuat saya lebih kagum itu adalah keramahan mereka, sayang saya tidak sempat berfoto bersama mereka karena sedang gerimis, dan mereka juga tampak tergesa-gesa ingin pulang.

Beberapa saat kemudian, saya naik ke bukit, lumayan menguras tenaga juga, untung saja saya agak rutin olahraga jadi fisik saya lumayan terbiasa untuk beraktivitas seperti itu. saya lumayan terkejut, ada penduduk kampung yang setiap hari naik turun bukit tidak jalan kaki tapi naik motor, puiih mantaaab


Nah diatas bukit ini saya dan teman-teman kehujanan, ini murni, total kehujanan, karena saya dan teman-teman juga gak ada yang bawa jas hujan, yang lebih parah malah kok sempat ada yang pake baju pramuka, puiiih puiiiih saking cintanya sama pramuka

Oya, siapa saja yang sedang butuh rumah, mungkin rumah yang saya lewati ini bisa jadi referensi anda, rumah ini sederhana tanpa listrik dan telepon, untuk air tinggal angkut aja dari sungai, untuk makan tinggal panen aja, dijamin tidak ada polusi, dan yang pasti udaranya segar.

yang mau segera aja datang ke TKP


4 komentar

  1. wuih.....mantap tu bang....

    kalo ada wktu boleh lah kpn2 berkinjung...
    hunting gambar sambil menikmati keindahan alamx...

    Go a Green...back to nature....

    BalasHapus
  2. hehe..tuh bendungan mirip banget ma yang ada di daerahku..

    hihi.. maklum, daerah pedesaan.. jadi tiap hari masih bisa bernafas dengan bebas..

    Subhanallah..

    BalasHapus
  3. mantaapp... wah sudah berubah jadi bapak2 beneran niy wajahnya. hehe.. mana istri ma anaknya? kok g ada di foto? sukses deh... sy kadang2 jg kangen pengen pulang. balik ke kampung... lbh segar. di Surabaya penat benaar....

    BalasHapus


EmoticonEmoticon