Sabtu, 15 Februari 2020

HARGA SEBUAH PENUNDAAN

Saya punya cerita tentang mahalnya harga penundaan, terutama saat saya menawarkan beberapa produk asuransi salah satunya adalah asuransi pendidikan. saat itu saya presentasi di tempat ngopi. Seperti biasa saya jelaskan pentingnya merencanakan dana pendidikan sejak anak masih kecil, sebab inflasi biaya sekolah memang luar biasa cepat naiknya. 

Saat itu tanggapannya sederhana, rata rata emak emak kalau ditawarkan asuransi biasanya bilang, nanti saya ngobrol dulu sama suami. beberapa hari kemudian kami segera follow up, dan hasilnya sementara tidak ikut dulu, karena memang tidak ada anggaran untuk berasuransi. 

beberapa bulan kemudian, saya mendengar suaminya wafat. ada terbersit rasa penyesalan kenapa kami kurang ngeyel untuk menawarkan asuransi pendidikan. ada proteksi asuransi yang akan memberi beasiswa anak sampai lulus kuliah jika pemegang polisnya meninggal dunia. kalau sudah begini ya akhirnya seperti biasa, teman teman dan familinya berdonasi untuk kebutuhan keluarganya, dan anaknya akan dibiayai sepenuhnya oleh istrinya sampai lulus kuliah. 

Kebiasaan Menunda
Semahal apa sih menunda itu ? Sekilas menunda nunda itu tidak ada harganya, namun dalam hidup, menunda akan membuat masalah berkumpul sampai pada saatnya kita harus membereskan kumpulan pekerjaan yang tertunda, tentu ini menyulitkan. 

Menunda sebenarnya berasal dari kegagalan melihat tujuan. misal dalam hal mempersiapkan dana pensiun, idealnya dana pensiun dipersiapkan semuda mungkin, sebab dengan usia muda, jarak waktu menuju pensiun cukup lama sehingga dana pensiun yang terkumpul bisa semakin besar, namun karena di tunda tunda, kita baru menyadari kalau usia kita sudah terlalu dekat menuju pensiun, akibatnya kita pun menjadi beban ekonomi anak. 

Tidak Mau Membuat Kebiasaan Baru
Kebiasaan menunda ini bisa jadi karena tidak mau terganggu kenyamanannya. Sebelum menawarkan asuransi kepada prospek, saya terbiasa mengamati profilnya terlebih dahulu, misalnya dia kerja di mana, anaknya berapa dan punya kebiasaan merokok atau tidak. 

Pernah saya menawarkan asuransi pendidikan kepada salah satu prospek. keberatan dia hanya 1, yaitu tidak ada anggaran untuk daftar menjadi nasabah asuransi pendidikan. saya mencoba untuk handle objection keberatan tersebut, karena saya tahu dia punya kebiasaan merokok, rata rata merokok bisa menghabiskan 2 bungkus rokok senilai kisaran 26rb. 

Saya bilang begini, Jika seandainya budget merokoknya dibagi 2 bagaimana ? misalnya Rp 10.000 dipakai untuk asuransi pendidikan dan sisanya silahkan dipakai untuk merokok. hasilnya tetap konsisten dia memilih merokok daripada daftar asuransi pendidikan. memang tidak mudah membuat kebiasaan baru, tidak mudah merubah kebiasaan yang sudah berlaku bertahun tahun, meski pun itu untuk kebaikan anaknya sendiri.   

Biaya Penundaan 
Penundaan memang tidak ada nominal harganya, namun ijinkan saya mengajak anda untuk melihat kehidupan ini secara berjarak. saya biasanya membuat pertanyaan sederhana. 

"Mas, berapa usia kamu, saat anak bungsu kamu masuk kuliah ?"

Jawabannya bervariasi, tapi bukan usia yang jadi tema dialog, tapi pada kemampuan membayar dana pendidikan, saat inflasi dana pendidikan merangkak naik dan saat yang sama Anda sudah cukup sepuh untuk membiayai anak, Anda akan terkejut dengan biaya sekolah yang besar namun lebih terkejut lagi Anda sudah terlalu lelah untuk mencari income sampingan untuk membiayai sekolah anak.  

Jika tidak ada dana untuk biaya kuliah, sementara anak Anda cukup cerdas untuk kuliah, bagaimana perasaan Anda ? menyesal kah ? penyesalan itulah yang sangat mahal harganya, dan usia tidak bisa direvisi atau diputar balik.

jadi, masihkah berencana menunda nunda berasuransi ? Jika tidak, bisa hubungi saya di nomor 082132867889


EmoticonEmoticon