Jumat, 17 Mei 2019

THE KING'S SPEECH




Film Inggris sekitar perang dunia II ini banyak berisi inspirasi yang penuh makna, tidak jarang membuat terharu. Saya akui cineas yang membawa penonton mellihat masa lalu inggris ini sangat pinter menonjolkan sisi heroisme tokoh pada masa itu. Dan faktanya memang Inggris adalah negeri yang memiliki sederet tokoh dunia  yang heroic.

Menonjolkan sisi herois dalam unsur cerita (dan film) menurut David McClelland memberi dampak besar mempengaruhi jiwa anak-anak. Kebetulan yang menjadi objek penelitian David ini adalah 2 negara besar pada masa lalu namun kini berbeda nasibnya, yaitu Inggris dan Spanyol. Menurut McClelland, ada titik tekan berbeda pada isi dongeng sebelum tidur yang biasa dibacakan orangtua kepada anaknya. Inggris banyak menekankan pada heroism, sementara Spanyol banyak membahas tema tema kecerdikan, kelicikan dan tipu daya. Alhasil, Inggris menjadi Negara kuat dan bertahan sampai sekarang.  

Perjuangan berselancar dalam keterbatasan ini yang hendak Film The Kings Speech ini. Walau  memang banyak berkutat pada kehendak kuat seorang Raja menyembuhkan dirinya sendiri yang diberi ujian gagap sejak usia 5 tahunan. Cukup tragis memang, pengalaman militer di angkatan laut, body gagah dengan gesture yang konfiden, keturunan ningrat ini menjadi sirna tidak berbekas dengan kegagapannya. Bahkan ungkapan Ayahnya menjelang ajal kalau nyali bertie (nama kesayangan Geoge VI dalam keluarga) setara dengan 2 saudaranya yang dikumpulkan pun tidak memberi keuntungan sama sekali dalam dunia kepemimpinan yang mengharuskan memberi banyak titah.  

Ujian ini bukan tidak disadari akan menjadi batu sandungan besar ke depan, namun posisinya sebagai anak no 2 kecil kemungkinan menjadi raja yang harus pidato di mana mana, jadi memang tidak ada alasan untuk membereskan gagapnya itu. Namun gagap ini menjadi sumber tangisan yang memilukan karena kakaknya   bernama Edward VIII yang terpilih menjadi Raja memutuskan untuk menikahi janda yang secara konstitusi tertolak dan harus mengundurkan diri.

Selanjutnya bagaimana ? yes George VI harus melanjutkan estapet kepemimpinan Negara besar Inggris dengan segala aturan kerajaan dan keluasan negara persemakmurannya. Disini persoalan mulai mencuat, bukan persoalan peristiwa memalukan dimana kegagapan ini menjadi persoalan pelik saat harus pidato, tapi persoalan pergulatan dirinya yang harus keluar dari kegagapan yang menyulitkan ini.

Dengan segala atribut saat ini sebagai Raja, dipaksa harus diterapi yang mempertemukannya dengan terapi wicara yang eksrentrik bernama Lionel Lague, yang memiliki aturan main yang tidak bisa diatur atur oleh Raja sekali pun. Penegasan pertama dimulai dari ungkapan My Castle My Rule,  dengan bahasa lain, ini tempat terapi saya, kamu patuhi aturan saya. Selanjutnya Lionel  menegur Geoge VI untuk tidak merokok di ruangannya, lebih dari itu, Lionel Logue ini dalam sesi terapi menyebut George VI dengan sebutan langsung nama Bertie, nama yang hanya dipanggil dalam keluarga kerajaan, gak pakai nama Lord, yang mulia dan segala atribut kehormatan lainnya. Menarik bukan ? Chemistry antara Kapasitas Lionel sekaligus kekurangajarannya yang abai dengan segala tatakrama kerajaan yang rumit dengan keterdesakkan Raja untuk segera sembuh dari gagapnya, Hasilnya dengan segala pertentangan pribadi mereka berdua, sang Raja ikut aturan main si terapis. Good job Lionel.

Persoalan Masa Lalu yang Membayangi
Masa lalu terutama periode masa asuh dari lahir sejak usia anak anak memang periode yang menentukan perkembangan selanjutnya. Dalam sesi dialog antara Raja George VI dan Lionel sang terapi wicara, dengan cara yang tidak disadari, terjadi dialog yang menjelasan ada bagian masa lalu George VI yang cukup membekas sehingga dia mengalami kegagapan. Terlepas apakah ini secara teori ilmiah berpengaruh pada kegagapannya atau tidak. Geoge VI saat ini menyampaikan bahwa dulu supaya George patuh, dia sering dicubit oleh pengasuhnya, selain itu, sebagai seorang kidal dia pun dipaksa harus menggunakan tangan kanan sebagaimana lazimnya kebiaasan saat itu. Yang lebih mengerikan, konon kaki Geoge bengkok, namun dipaksa lurus bahkan dengan bantuan alat besi sekali pun supaya lurus. Dan tampak hasilnya terlihat kaki dia menjadi lebih lurus meski menyakitkan secara fisik dan psikis.
  
Apakah yang dikatakan Psikolog yang bernama Brown bahwa keluarga adalah lingkungan pertama yang menerima kehadiran anak apa adanya ini ada korelasinya dengan kenyataan bahwa George harus menjalani lingkungan yang tidak sepenuhnya menerima dirinya seutuhnya? Saya tidak tahu detailnya bagaimana hal ini bisa memberi dampak pada George VI menjadi seorang peragu dan gagap.

Dialog antara terapi nyentrik dan Raja tersebut kemudian bermuara pada satu obrolan yang mengarahkan Raja untuk keluar dari bayangan ayahnya bahkan dengan cara yang tidak terbayang sama sekali, mengganti gambar ayahnya tercetak di uang logamnya menjadi gambar dirinya, bahkan ada sentilan motivasi Bahkan Engkau sekarang adalah Raja, yang tidak perlu pada Nany pencubit itu. Wow, ini hebatnya seorang produser yang imajinasinya secara detail menyentuh ilmu psikologi psikoanalisa Freudian. Kalian perlu hafalnya nama produsernya yaitu Tom Hooper.

Keganasan Nazi
Menonton The King’s Speech memang membosankan jika tidak mengerti dinamika yang terjadi saat itu. alurnya selalu seputar Raja George VI. namun jika mengerti situasi Politik pertahanan negara Inggris yang sedang lemah, namun di seberang sana, kekuatan Jerman menjadi penggilas yang sangat brutal menggilas negara musuh. 

Dalam kegagapan Raja, rakyat membutuhkan kepastian, rakyat butuh arah dari rajanya, tekanan psikis ini diperparah dengan mundurnya Perdanan Menteri Inggris; Naville Chamberlain  karena pilihan politik yang menyenangkan Jerman supaya terhindar dari serbuan Jerman malah berbuah sebaliknya, dan yang luar biasa ternyata diganti oleh Winston Churchil yang memiliki reputasi buruk. jujur psikologis saya terbetot dalam kegalauan suasana saat itu. 

Serbuan Jerman sudah semakin mendekati London, beberapa bangunan Istana ambruk terkena hantaman bom. Untuk penghayatan yang lebih mendalam bisa menonton film yang hebat; The Dark Hours. Namun George VI tetaplah dirinya yang sudah matang ditempa dalam kemiliteran Angkatan laut perang dunia kedua. Alih alih memilih mengutuk perjalanan hidup yang diprediksi akan memalukan dirinya secara personal dan membuat berantakan negerinya karena kegagapannya, dia memilih opsi bahwa memikirkan solusi sebagai jalan terbaik.

Jiwa kepahlawanan seseorang sering muncul justru saat kondiri terdesak. sejarah ternyata kemudian menghantarkan 2 orang underachiever ini menjadi penentu sejarah Inggris yang luar biasa.  Dan yang menentukan salah satunya dari Pidato Raja Gagap Tersebut untuk memilih opsi untuk Bertarung Melawan Jerman. Heroisme Rakyat pun Membuncah.


Lionel Logue
Janggal rasanya jika melupakan seorang Lionel Logue, terapi wicara yang juga perwira veteran Australia. Rasanya tersedot dalam totalias peran Lionel Logue yang diperankan Goffrey Rush. Saya benar benar dibuat tertegun dengan detail detail pemahaman dia terhadap masalah kegagapan Raja. Ekspresi gagap Raja, mulai tarikan nafas gugup, ekspresi melas yang membuat kita kasihan ini dilengkapi oleh karakter Lionel.

Lionel bekerja secara impresif, bahkan saking seriusnya sampai pada upaya di mana dia harus tahu di mana letak Raja harus duduk, di mana harus berdiri, bahkan dia harus membaca teks pidato Raja. Dia secara teliti memenggal kalimat kalimat panjang dan membagi dalam 2 sampai 3 kata supaya kegagapan Raja tidak tampak sama sekali, dan peran terbaik semakin memuncak saat Raja harus pidato yang disiarkan melalui radio. Daya sugesti Lionel terasa saat raja harus menarik nafas dan lionel berkata. “Anggap saja siaran ini seperti Anda berbicara dengan saya.”

Pidato dimulai, Lionel benar benar secara fisik berada di depan Raja, micropon tepat diantara mereka berdua. Lionel mulai membimbing raja untuk membaca dengan ekspresi tanpa suara, tangannya memberi isyarat kapan Raja harus berhenti dan kapan harus melanjutkan. Ekspresi mulutnya membantu Raja untuk menciptakan artikulasi Aksen Inggris yang Fasih. Finally, pidato selesai, Raja pun muncul di Jendela Istana. Rakyat pun applaus dengan pidato dari Raja gagap ini.

Pelajaran
Jadi, apa lesson yang bisa diambil dari The King Speech ini ? Sederhana sekali, selain pentingnya peran masa asuh anak anak, juga yang terpenting, jika dalam diri sudah terbuncah mental pahlawan, maka apa pun akan dicari untuk membangun solusi. Di sini Raja bertemu dengan orang lain yang bisa menuntaskan sisi lemah dari Raja, yaitu Leonel Logue.

Terakhir, ada nasihat kecil yang relevan, untuk bisa sampai ke puncak gunung, seekor kambing tidak perlu menjadi elang. Dia tetap tenang dan tahu bagaimana menjejakkan kakinya di puncak. Dan ini yang dilakukan oleh 2 pemeran hebat. Raja dan Terapisnya.  


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)