Sejatinya hubungan saya mulai dekat dengan Bapak ketika saya harus sekolah sekalian mondok yang jaraknya sekitar 17 kilo dari rumah selama 6 tahun, Mamah bilang kalau bapak selalu menanyakan saya…. Semenjak itu saya tahu bahwa dibalik wajahnya yang sederhana itu menyimpan kerinduan, semenjak itu kalau saya pulang ke rumah atau kabur dari pesantren saya selalu menyempatkan datang dan mencium tangannya.
Sekitar kelas dua SMP saya diberi kemeja biru oleh Bapak, kemeja itu sederhana dan tampak jadul, namun saya bangga memakainya karena saya tahu kalau kemeja itu adalah pemberiannya hanya untuk saya, dan saya tahu kalau penghasilan Bapak kecil, oleh sebab itu saya selalu memakainya untuk ke mesjid atau untuk ke acara-acara formal.
Ahh Bapak ini memang tidak pernah mengatakan bahwa dirinya mencintai cucunya setulus itu, namun jiwa ini selalu bergetar di setiap saya melihat sosok tubuhnya yang kian renta yang tidak pernah mengeluh. Perasaan itu juga hadir dalam hati saya 4 hari sebelum ajal menemuinya, mata saya tertuju pada sesosok manusia yang tengah terbaring tanpa daya, tiba tiba firasat aneh hadir berbisik dalam jiwa ini, bahwa hari ini adalah pertemuan terakhir dengannya… ah pikiran edan itu hadir sekilas.
Tiga hari setelah saya pulang ke blitar, ada kabar bahwa Bapak sudah tidak bersama lagi, kini ia sedang bersama Robnya. Sedih, sesedih sedihnya, kenapa saya tidak hadir di sampingnya di saat ia tengah sakaratul maut, kenapa saya tidak hadir untuk mentalqin, kenapa cucumu yang selalu riang menyambut Bapak di beberapa malam setiap pekannya tidak hadir di saat engkau sulit…. semua asa negative bercampur, perasaan sedih, tidak berdaya.. ahhhh semunya ingin rasanya ku tumpahkan, namun semuanya telah berlalu.
Bapak terima kasih kau telah mengajarkan arti cinta tanpa kau ucapkan, mungkin bukan hanya saya yang kehilanganmu, takmir masjid al barkah, tempat Bapak shalat berjamaah rutin, Madrasah Ibtidaiyyah yang selalu beliau bersihkan dari sampah kertas dan plastic,…. Semua nilai-nilai yang telah kau ajarkan akan saya laksanakan. Semoga ini menjadi amal jariyah untukmu, selamat jalan Bapak… Pulanglah kepada Tuhanmu dengan kedamaian. Dan kini di setiap saya bertandang ke rumahmu, yang ada hanya kehampaan.
orang dulu bilang, cintai kepada cucu itu kadang lebih besar dari cinta ke anak sendiri...eniwei, mudah2an amal diterima Allah
BalasHapus