Senin, 02 Februari 2009

Liburan

Alhamdulillah akhirnya saya bisa menulis kembali di blog, setelah disibukkan oleh kegiatan adaptasi yang bagi saya membutuhkan energi yang cukup besar, sejujurnya, bagi saya menulis blog adalah escafis dari rutinitas harian yang sering membuat lupa diri kita sendiri, saya akui kalau saya alpa untuk berdialog, bercakap secara personal dengan diri saya, meski beberapa kali rintihan jiwa untuk didengar ternyata suaranya semakin hari semakin lirih. Pengaruhnya cukup besar, empati saya kepada orang lain menjadi defisit, saya pun segera membenahi hubungan saya dengan diri saya sendiri, saya mencoba untuk mengerti diri saya, saya coba fahami alur berfikir orang-orang arif dan kenyataannya alhamdulillah saya mulai bisa menata hubungan yang lebih empatik dengan orang lain, dan untuk diri sendiri tentu saja aktivitas saya menjadi lebih berenergi.

Alhamdulillah juga bulan ini banyak hal yang bisa saya kerjakan, sebab beberapa beban kerja saya mulai sedikit berkurang karena sudah dicicil sedikit demi sedikit. Bener juga kata pepatah Cina, bahwa perjalanan 1 mil adalah akumulasi dari langkah demi langkah yang pendek.

Pekan kemarin saya sudah menuntaskan SDIT AL-Hikmah Cup yang sungguh diluar dugaan kalau semua SD satu gugus bisa datang mengikuti acara yang kita adakan, selain itu kemarin saya sudah mengevaluasi pelatih olahraga dan pengampu pramuka, saya juga alhamdulillah bisa mengikuti kegiatan High Impact Presentation yang diadakan JSIT Jatim di NF Sidoarjo, saat itu saya menjadi delegasi dari SDIT Al-Hikmah Bence. Memang belum semua tuntas diselesaikan, sebab pekan ini saya harus ini pertemuan dengan pembina yayasan, memimpin rapat evaluasi dan penyusunan program kerja untuk kesiswaan dan yang ada di bawahnya sebagai persiapan rapat kerja semesteran SDIT yang akan diadakan di Pujon.

Selain itu juga saya harus menghadiri kumpulan para petani jamur di desa Tlogo, saat itu saya dan istri yang diundang, masih bulan ini saya pun harus menuntaskan tanggung jawab saya selaku SC di acara Muswil KAMMI.

Tadi siang juga saya alhamdulillah bisa membantu wali murid yang konseling di kantor, bahkan masih pada siang itu juga alhamdulillah saya bisa menuntaskan kritikan direktur LPIT kepada saya, seperti biasa saya pun memberi masukan sebaliknya, bahwa untuk menyelesaikan satu persoalan tidak bisa dengan pendekatan sinterklas, namun harus dengan pendekatan sistemik. Apakah saya marah? Saya sudah komitmen untuk terbuka dengan kondisi dan pola apa pun, lebih baik rame di depan tapi enak dibelakang, daripada di depan enak tapi dibelakang ribut, itu landasan filosofis saya kenapa sampai orang bilang saya ini galak, tegas bahkan lebih dalem lagi, ya sadis.

Repotkah?? Sejenak kalau dipikir-pikir memang repot, namun kalau dikerjakan tanpa mikir terlalu banyak ternyata malah enjoy juga tuh, apalagi saya sekarang sudah bisa menemukan diri saya setelah saya sempat tenggelam dalam kenyamanan baru, ya baik kenyamanan fisik, waktu, ataupun kenyamanan lainnya. Nah hari ini saya kembali terbangun, barangkali analogi yang sudah populer dalam Spiritual Quotient bagaikan ikan yang meloncat keluar dari air dan tiba-tiba dia terkejut bahwa ada dunia lain yang lebih besar dari kolam yang dia tempat sekarang. Itulah yang saya alami, saya terbangun dari kondisi mental yang terlelap menjadi kondisi mental yang bangun, saya bangun dengan tanggung jawab saya, saya bangun dengan kompetensi, saya pun bangun dengan masa depan saya yang akan saya ukir.

Pertangahan bulan Januari saya kebetulan jadwal liburan, karena kami keluarga yang latar belakang profesinya banyak berkecimpung dalalm dunia pendidikan, maka kegiatan liburan pun bisa dilaksanakan bersama keluarga, dan yang lebih menggembirakan adik saya yang kuliah di Jogja, Dali bisa ikut bareng kita, alhamdulillah. Saya, Dali, Istri, Adik Istri saya Lugas, Bapak dan Ibu mertua merencanakan berangkat ke pantai Tambak, ya...



sekitar perjalanan 1-1,5 Jam naik mobil, saya ke pantai itu untuk yang kedua kalinya, pertama saya dengan teman saya Pak Yopi, kedua ya yang sekarang ini, rasanya perjalanan kedua ini lebih punya taste, chemistry adik saya dan adik ipar bisa bersenyawa, karena kedua-duanya punya hobi yang sama, yaitu fotografi. Ni foto saya dengan Adik saya Dali



Baguskan? Yaa yang adik yang satu ini memang gaul abis, Adik ipar saya juga lumayan gaul abiz juga lihat aja ni



He he, mereka cukup akspresif. 2 hari kemudian saya lanjutkan travel saya ke Prigen Pasuruan, lagi-lagi gratis, karena ini bagian dari kegiatan rihlah keluarga yang diadakan oleh Sekolah Istri saya di SDIT Ibadurrahman. Lagi-lagi saya ajak Adik saya Dali dan Lugas, adik ipar saya, kebetulan memang ada beberapa guru yang tidak bisa hadir, dari pada kursi kosong lebih baik dipake. Saya memang punya tujuan supaya Dali bisa lebih positif kegiatan liburannya, sekalian bisa lebih mengenal keluarga barunya, dan alhamdulillah sudah bisa beradaptasi dengan caranya sendiri.

Di Prigen, ya lumayan juga menyenangkan, sebab ini yang pertama kalinya untuk saya dan si Dali, dan Dali memang terlihat eksaiting juga, ini bulan madu yang kedua, sebab yang pertama cukup melelahkan setelah diburu Diknas untuk segera ikut pembekalan PNS yang baru, diknas......diknas, sadis sekali kau, gak tahu ya kita lagi kenalan, he he. Saking terburu-burunya kita sampe gak bisa pake bis, tapi pake taksi dari Malang ke Blitar, saya sampai gak habis pikir, suatu saat kepala dinasnya itu juga harus merasakan pengalaman yang sama tidak menyenangkan persis seperti saya, he he... dodol.

Kembali ke Prigen, kita jalan-jalan, namun yang cukup mendebarkan ini ada di kereta apa tuh namanya, derajat kecepatan sama ketinggiannya memang di bawah yang ada di Dufan, tapi masih berdebar-debar, saya jadi khawatir semoga rahim Istri saya kuat.



Kita juga mencoba masuk ke rumah hantu, saya ajak istri saya, dia nolak, puiih ngaji berapa tahun kok masih takut, ya sudah saya gak maksakan kehendak, nah saya dan dua adik saya memang mengkondisikan mental kalau itu memang rekayasa aja, jadi di saat boneka-boneka hantu itu bergeak-gerak saya Cuma bilang ini boneka lagi ngapain? Aneh-aneh aja, saya malah gak habis pikir, sama gerombolan laki-laki di belakang saya malah teriak-teriak histeris, kalau saya denger sih logaknya seperti dari Medan, sampe loncat-locat ketakutan segala, he he katrok looooe.

Setelah selesai, di luar istri saya terlihat heran, kok orang tiga ini kalem banget, gak kelihatan takut, ya iya lah Romi gitu loh, heh he



Ni Foto saya dengan adik saya di depan rumah misteri, isinya lumayan bagus, terutama untuk olahraga jantung para perempuan yang begitu mudahnya teriak histeris, sampai lari-larian segala.

Gak terasa sudah sore, kita pulang ke Blitar naik bis penuh sesak, karena bis dua yang saya tumpangi rusak persenelengnya, untung aja masih di pintu gerbang, puih beda lagi ceritanya kalau mogoknya di kandang macan, apa singa, mungkin jatah kacang goreng kita habis buat ngenyangin raja hutan itu, tapi gak apa-apa deh dari pada daging kita yang diminta.


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)