Jujur saja bahwa setiap kita memiliki obsesi yang banyak, ada yang ingin diving, menaklukan gunung semeru, atau bahkan gunung everest, ingin punya mobil, perusahaan dan yang lainnya, ada juga mungkin terobsesi untuk membuat buku, saya fikir itu wajar dan perlu kita akui, dunia laki-laki adalah dunia keinginan dan harapan, dunia laki-laki adalah dunia obsesi dan dunia ambisi, tanpa itu,bagai laki-laki yang harus hidup meriasi diri dan dibela, intinya pada mereka memang berpropertis jantan namun tidak punya sifat ksatria.
Kenapa kita sulit untuk mencapai keinginan, persoalannya justru berawal dari ketidak beranian kita untuk mengakui, jujur bahwa kita memiliki keinginan untuk itu, seperti keinginan untuk memiliki kekayaan yang melimpah, kekuasaan yang luas dan rasa nyaman, popularitas, pengakuan atas kepakaran kita, dsb. Persoalan what next, itu persoalan ideology dan mind set. Namun setiap orang kemungkinan besar memiliki obsesi untuk itu, namun di sisi lain ada juga yang terobsesi untuk menjadi manusia sederhana yang jauh dari hingar bingar kehidupan kota, saya pikir itu pun tidak jadi masalah selama kita akui bahwa itu keinginan kita yang terdalam. Ketidak jujuran kita ini sesungguhnya kita menjadi mati langkah, di sisi lain hati ingin melangkah, namun di sisi lain, fikiran kita masih terpenjara oleh ketidak jujuran kita, apa salahnya kalau kita menginginkan kesuksesan dalam karir kita yang dari karir itu datang rizki yang tidak kita perhitungkan sebelumnya.
Pengalaman untuk jujur dan berani mengambil sikap mungkin suatu saat saya akan menemui batunya, dan saya sudah sadari itu, namun rugi karena pilihan sadar kita itu lebih baik ketimbang rugi karena sikap kita yang plin plan, bilang tidak mau padahal suka juga.
Kini dunia tengah berlari, dan akan selalu berlari, persoalan ideology selalu menjadi sumber penentu pilihan sikap. Mereka sudah siap sementara kita masih mempersiapkan. Hidup untuk berlari dan waspada menjadi pilihan yang tidak dapat dibantah, sebab pada kenyataannya, kerugian justru selalu datang kepada mereka yang tidak memiliki sikap dan menunggu.
Pilihan hidup untuk berlari ini suatu saat baik sekarang atau masa depan mesti akan menjadi pilihan. Kedatangan pilihan untuk hidup berlari tepat pada waktunya datang ditengah kita sadar bahwa betapa hidup yang telah kita jalani selama ini tidak efisien dan efektif, pilihan untuk berlaku hidup seperti itu mesti akan datang disaat kita tidak berdaya untuk menghadapi kesulitan-kesulitan baik yang kita ciptakan maupun yang diciptakan orang lain.
Suatu saat atau mungkin sekarang kita baru sadar bahwa kita tengah terengah-engah kelelahan, degupan jantung itu akan menjadi semakin menjadi-jadi di saat kita sadar bahwa kita sedang berlari mengejar sesuatu yang tidak pasti, definisi tidak pasti tiap orang punya sendiri-sendiri. Maka pikiran kita menjadi semakin ruwet di saat kita harus memilih antara mengejar dan pulang balik. Tetap mengejar, namun itu hal yang tidak pasti, namun perjalanan pulang pun sudah terlalu jauh jaraknya.
Ahhh, memang perenungan itu selalu harus diluangkan waktunya, supaya kaki yang tengah dijejakkan itu belum terlalu dalam disedot lumpur hidup, di saat rabun mata kita masih murah harga obatnya, namun lagi-lagi kejujuran itu selalu disakiti, sampai nurani ini memilih untuk diam membisu karena di saat bicara ia selalu menerima aral berduri. Tertutup sudah pintu nurani yang telah setia menemani perjalanan hidup ini, bila kejujuran itu telah kita sangkal kehadirannya.
Setelah saya buka lembaran hidup satu demi satu, saya mulai sadar bahwa jalur takdir yang saya tempuh ini telah cukup jauh saya telusuri, pengalaman telah menempah baja tekad, berbagai pilihan sikap telah menguatkan kepribadian, saya pun mulai paham, bahwa setiap dunia yang kita pilih akan memiliki kenikmatan tersendiri, di saat pilihan itu atas dasar pertimbangan.
Benarkah usia 25 itu adalah usia memulai untuk menjalani gaya hidup baru, mungkin ada benarnya, sebab kedewasaan seseorang sudah mesti harus tampak. Bersyukur sekali kepadamu ya Allah, engkau telah mempertemukan saya dengan manusia ikhlas yang bercita-cita besar, dahaga akibat perjalanan dalam dunia ini seakan menemukan air kehidupan, kejenuhan yang saya alami kini tengah mulai kembali mekar, beliau lah yang selalu membakar mesiu basah dalam selubung batin yang sengaja saya tutup. Terima kasih Pak Priyono, di saat kedekatan fisik saya dengan Bapak saya terlihat jauh, kini sosok beliau telah banyak mewakili sosok Bapak.
Kenapa kita sulit untuk mencapai keinginan, persoalannya justru berawal dari ketidak beranian kita untuk mengakui, jujur bahwa kita memiliki keinginan untuk itu, seperti keinginan untuk memiliki kekayaan yang melimpah, kekuasaan yang luas dan rasa nyaman, popularitas, pengakuan atas kepakaran kita, dsb. Persoalan what next, itu persoalan ideology dan mind set. Namun setiap orang kemungkinan besar memiliki obsesi untuk itu, namun di sisi lain ada juga yang terobsesi untuk menjadi manusia sederhana yang jauh dari hingar bingar kehidupan kota, saya pikir itu pun tidak jadi masalah selama kita akui bahwa itu keinginan kita yang terdalam. Ketidak jujuran kita ini sesungguhnya kita menjadi mati langkah, di sisi lain hati ingin melangkah, namun di sisi lain, fikiran kita masih terpenjara oleh ketidak jujuran kita, apa salahnya kalau kita menginginkan kesuksesan dalam karir kita yang dari karir itu datang rizki yang tidak kita perhitungkan sebelumnya.
Pengalaman untuk jujur dan berani mengambil sikap mungkin suatu saat saya akan menemui batunya, dan saya sudah sadari itu, namun rugi karena pilihan sadar kita itu lebih baik ketimbang rugi karena sikap kita yang plin plan, bilang tidak mau padahal suka juga.
Kini dunia tengah berlari, dan akan selalu berlari, persoalan ideology selalu menjadi sumber penentu pilihan sikap. Mereka sudah siap sementara kita masih mempersiapkan. Hidup untuk berlari dan waspada menjadi pilihan yang tidak dapat dibantah, sebab pada kenyataannya, kerugian justru selalu datang kepada mereka yang tidak memiliki sikap dan menunggu.
Pilihan hidup untuk berlari ini suatu saat baik sekarang atau masa depan mesti akan menjadi pilihan. Kedatangan pilihan untuk hidup berlari tepat pada waktunya datang ditengah kita sadar bahwa betapa hidup yang telah kita jalani selama ini tidak efisien dan efektif, pilihan untuk berlaku hidup seperti itu mesti akan datang disaat kita tidak berdaya untuk menghadapi kesulitan-kesulitan baik yang kita ciptakan maupun yang diciptakan orang lain.
Suatu saat atau mungkin sekarang kita baru sadar bahwa kita tengah terengah-engah kelelahan, degupan jantung itu akan menjadi semakin menjadi-jadi di saat kita sadar bahwa kita sedang berlari mengejar sesuatu yang tidak pasti, definisi tidak pasti tiap orang punya sendiri-sendiri. Maka pikiran kita menjadi semakin ruwet di saat kita harus memilih antara mengejar dan pulang balik. Tetap mengejar, namun itu hal yang tidak pasti, namun perjalanan pulang pun sudah terlalu jauh jaraknya.
Ahhh, memang perenungan itu selalu harus diluangkan waktunya, supaya kaki yang tengah dijejakkan itu belum terlalu dalam disedot lumpur hidup, di saat rabun mata kita masih murah harga obatnya, namun lagi-lagi kejujuran itu selalu disakiti, sampai nurani ini memilih untuk diam membisu karena di saat bicara ia selalu menerima aral berduri. Tertutup sudah pintu nurani yang telah setia menemani perjalanan hidup ini, bila kejujuran itu telah kita sangkal kehadirannya.
Setelah saya buka lembaran hidup satu demi satu, saya mulai sadar bahwa jalur takdir yang saya tempuh ini telah cukup jauh saya telusuri, pengalaman telah menempah baja tekad, berbagai pilihan sikap telah menguatkan kepribadian, saya pun mulai paham, bahwa setiap dunia yang kita pilih akan memiliki kenikmatan tersendiri, di saat pilihan itu atas dasar pertimbangan.
Benarkah usia 25 itu adalah usia memulai untuk menjalani gaya hidup baru, mungkin ada benarnya, sebab kedewasaan seseorang sudah mesti harus tampak. Bersyukur sekali kepadamu ya Allah, engkau telah mempertemukan saya dengan manusia ikhlas yang bercita-cita besar, dahaga akibat perjalanan dalam dunia ini seakan menemukan air kehidupan, kejenuhan yang saya alami kini tengah mulai kembali mekar, beliau lah yang selalu membakar mesiu basah dalam selubung batin yang sengaja saya tutup. Terima kasih Pak Priyono, di saat kedekatan fisik saya dengan Bapak saya terlihat jauh, kini sosok beliau telah banyak mewakili sosok Bapak.
mauliyah_its03: ane baru baca tulisannya romi
BalasHapusmauliyah_its03: yang judulnya obsesi
mauliyah_its03: mbuyak!!!
mauliyah_its03: seksis amat pendapatnya
mauliyah_its03: langsung bergemuruh ane membacanya
namovanma: oiya ta?
namovanma: aku sih cuman moco judule tok
mauliyah_its03: anti baca ta
mauliyah_its03: ane saja langsung mendelik
namovanma: emang inti isine opo?
mauliyah_its03: takkutipke ya
mauliyah_its03: saya fikir itu wajar dan perlu kita akui, dunia laki-laki adalah dunia keinginan dan harapan, dunia laki-laki adalah dunia obsesi dan dunia ambisi, tanpa itu,bagai laki-laki yang harus hidup meriasi diri dan dibela, intinya pada mereka memang berpropertis jantan namun tidak punya sifat ksatria.
namovanma: hahaha...
mauliyah_its03: perempuan tidak pernah punya obsesi y,bu?
mauliyah_its03: ga punya keinginan
mauliyah_its03: ga punya harapan
namovanma: dekne gak nyebt dunia perempuan
mauliyah_its03: lapi dia nyebut dunia laki2
mauliyah_its03: dan secara implisit
mauliyah_its03: menyebut perepuan
mauliyah_its03: perempuan
mauliyah_its03: dengan mengatakan harus hidup meriasi
mauliyah_its03: dan dibela
namovanma: hahaha...yen ngono lak perempuan iku berarti subordinat
namovanma: perempuan juga py obsesi dan harapan
mauliyah_its03: iyo
namovanma: tp emang kemampuan kuat lemahnya itu yg beda2
namovanma: tanggepi kono ukh
mauliyah_its03: ga ah
mauliyah_its03: mengko dikiro feminis
namovanma: hehehe.....kan perlu diluruskan
namovanma: tergantung bahasane ae ukh
mauliyah_its03: iya sih
mauliyah_its03: bener juga
mauliyah_its03: yo wes
namovanma: Islam kan juga mengajarkan feminisme
mauliyah_its03: sip!
mauliyah_its03: mantap
namovanma: cuman kan emang definisine sing bedo antara femenis dlm Islam sama feminise barat to?anti sing luwih paham
mauliyah_its03: ga kok
mauliyah_its03: kita sama2 paham
namovanma: oke
mauliyah_its03: asal tidak menyangkut kodrat alam
namovanma: dekne koyoke anti feminis barat ya e...
namovanma: yups
mauliyah_its03: maksudnya "dekne koyoke anti feminis barat ya e..."
namovanma: ooo....mungkin rodo ga sreg karo paradigmane feminis barat
namovanma: klo kita sbg akhwat kan isih coba mencari tau bahwa islam sakjane yo mengajarkan femenisme.hehehe...
mauliyah_its03: yo tapi yo mosok sampe ngomong meriasi diri dan dibela
mauliyah_its03: ga kesatria pula
mauliyah_its03:
namovanma: hahaha...mungkin dia paling sering ketemu perempuan model ngono kali, shg dr hipotesa iku mau, dia ambil kesimpulan plus dibumbui dengan paradigma yg dia miliki, akhire dekne berpendapat ngno
mauliyah_its03: bukannya firahnya wanita tu merias diri?
namovanma: iyo sih, cuman klo aku liat dia masih memaknai an sich
namovanma: diliat dari kata kesatria dan meriasi diri
namovanma: dia mendefinisikan itu sbg an sich saja.
namovanma: bahwa kesatria yo hubungane karo pahlawan, pemberani, petarung, blaa...bla... dan itu laki-laki poenya. mungkin seperti itu be e...
mauliyah_its03: pustakanya dia hancur kalo analisa tentang kesatrianya gitu
mauliyah_its03: lupa ma sumayyah
mauliyah_its03: cut nyak dien
namovanma: hehehe....
namovanma: makane bek be e dekne lagi ketemune seringe perempuan yg iku mau
mauliyah_its03: iyo kali
-semoga bisa mencerahkan-
Bismillah...
BalasHapusPro pak Romi dan Ukhti Maul (yen anti melu moco maneh komentare). Saya mo kasih penjelasan kepada antum berdua:
1. Saya tidak tahu klo ternyata ukhti Maul copy paste YM-an kita. tp gpp, it's okey bagi saya.
2. di YM itu, saya sendiri sudah bilang bahwa sy blm baca sepenuhnya, saya BARU MBACA JUDULE tok. tp blm isinya. Sewaktu saya ty ke ukhti Maul, apa intinya (silahkan bisa dibaca lg di YM-nya). trus ukhti Maul mengcopy pastekan seperti itu. Nah, dari situ sepenangkap saya (dan ketika saya ty juga soal pendapat perempuan......) itu tadi, ukhti menjawab yg seperti di YM. So, mmg sepenangkap saya komentar Pak Romi ttg perempuan adalah "..... meriasi diri&perlu dibela...." Shg ketika ukhti mau bertanya "apakah perempuan itu tdk py obsesi?....." saya jawab seperti itu. Setelah Pak Romi SMS saya. saya langsung buka bloge antum (meski awale lg diblokir menkominfo, cuman ga lama sih...trus dibuka lg). Dan baru saya baca secara lengkap dari atas-bawah (meski bagian tengah nggak lengkap, cuman tak screening ae..), cuman yg saya amati adalah kalimat yg dicopypastekan ukhti MAul. Kalimat itu sy cb amati dan baca lagi. n thennnn.....
3. Ternyata menurut saya, mungkin ukhti Maul nya yg keliru mempersepsikan makna kalimat yg antum tulis (dlm hal ini sy blm konfirm ke ukhti Maul). Mungkin seperti itu.
4. Setelah sy baca itu td, Insya Allah sy bs menangkap apa yg antum maksud, dan sy tdk menangkap kalimat "....meriasi diri&dibela...." adalah mengarah ke perempuan. Insya Allah saya nangkep itu setelah baca lengkap.
5. Demikian klarifikasi kepada semua pihak atas copy paste YM antara ukhti Maul dengan saya (Asri.
Semoga bisa bermanfaat dan mencerahkan hati kita semua. Semoga Allah mengampuni dosa2 saya, antum, dan semuanya.
Surabaya,11 April 2008
pukul 19.22 WIB
Best regard,
Asri S
Staf Humas
dengan Saksi pembacaan dan penulisan ukhti Endang staf Humas KAMMDA Surabaya.
---peace!!!----