Sabtu, 19 Januari 2008

LIMITASI DAN POTENSI

Dalam memandang dirinya manusia dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu limitasi dan potensi. Limitasi berarti cara pandang manusia terhadap dirinya dalam kacamata keterbatasan, baginya manusia diberi keterbatasan-keterbatasan yang secara inhern tidak bisa dirubah bahkan dilebihi, mereka yang limitasi selalu berhati-hati dalam bersikap dan dalam menyusun rencana.

Potensi berarti manusia melihat dirinya sebagai manusia yang dianugerahi Allah dengan segala karunia yang perlu dioptimalkan sebisa mungkin, mereka selalu tertantang dengan hal-hal yang baru, menantang keterbatasan yang ada pada diri manusia. Cara pandang potensi cenderung lebih optimistik dari limitasi yang cenderung tragis dan mencari rasa nyaman.
Jika sedikit kritis, hingga kini manusia selalu mengeksplorasi hala-hal baru yang terkait dirinya,

dulu ada sebuah keyakinan bahwa tubuh manusia akan meledak jika melaju dengan kecepatan diatas 70 Km, setelah ditemukannya kendaraan yang bisa melesat melebihi 70 Km/J namun tubh manusia biasa saja. Kita cenderung dibatasi dengan ketakutan-ketakutan yang belum tentu terjadi, fenomena ini sering disebut sebagai kecemasan antisipatoris, kecemasan yang berasal dari fikiran yang sedang kalut karena prediksi yang tidak tepat melihat masa depannya.

Kecenderungan yang ada, limitasi cenderung lebih populer di masyarakat yang anti perubahan, sehingga mereka relatif membuat proteksi supaya perubahan sulit untuk diimplementasikan.
Para stakeholder sekuat mungkin harus mencari sumber daya yang berpandangan potensi, demi sebuah perubahan dan kemajuan, potensi ini harus dipelihara dan dipupuk supaya tetap kokoh menjadi mindset para inner cycle nya


EmoticonEmoticon