Minggu, 06 Januari 2008

kemarahan

orang dilarang merokok marah karena dilarang merokok, padahal surganya itu telah menjadi neraka bagi yang tidak merokok. orang khalwat marah karena dilarang, padahal surganya itu telah menjadi penjara bagi mereka yang tidak ingin kembali ke masa lalunya yang kelam. kini kita tengah menyaksikan bahwa kemarahan itu telah menjadi gurita yang menakutkan bagi siapapun. kemarahan sejatinya beririsan tipis dengan cinta. istri membunuh suami, suami membunuh istri karena cemburu. sejarah masa lalu memberi kabar bahwa manusia agung itu telah rontok karena elegi cinta yang buta. kapankah kita menutup mata kemarahan dan membukanya kembali di saat tangan jahil itu mengganggu keyakinan terhadap ilahi. tidak adakah jalan selain itu semua

penjahat pun sedang melancarkan angkaranya. angkara murka penuh nista tengah dilancarkan, namun miris di saat kemarahan mereka yang selalu bersujud itu terlalu sibuk dalam kekhuyuan zawiyah zikirnya, lebih memalukan jika mereka yang berjidat hitam dan berlidah basah karena zikir itu lebih senang membuat telinga merah tetangganya sendiri.

para aktivis pun alih-alih berimaji sebagai politisi berteriak vokal penuh kekosongan. mungkin gagal dalam mengimplementasikan makna kesabaran dalam ayat-ayat cinta Allah dalam dunia pergerakan yang tengah ia jalani. ah jangan-jangan saya pun menulis ini karena kemarahan. siapun, diri kita sendiri yang menentukan.


EmoticonEmoticon