Makna Cinta
Romi Anshorullah
Berharap sekali dalam dada ini dipenuhi dengan esensi cinta, sebab ini adalah maksud dari penciptaan makhluk. Dalam setiap episode perjalanan manusia, cinta selalu hadir berdampingan dengan dendam, cinta datang untuk memadamkan api kedengkian. Kini dan dulu, cinta menjadi objek yang inspiratif untuk membuat karya sastra yang tinggi, cinta juga menjadi energi yang besar untuk sebuah pengorbanan, cinta juga menjadi sebuah dentuman dahsyat dalam dada di saat momentumnya tidak menemukan realisasinya.
Sejak kapan, cinta menjadi neraka yang memabukkan para penggunanya, sejak kapan cinta menjadi energi yang tak terhingga untuk mengorbankan dirinya demi eksistensi yang dicintai. Kini cinta berada dalam titik nadhir, ia telah menjadi objek yang tidak diperlakukan tidak adil, atas namanya, sebuah patologi menjadi mafhum, ia harus mendapatkan kaca cerminya yang bernama norma dan kedisiplinan.
Rekaman perjalanan manusia telah menampilkan sosok-sosok yang pencinta; ken arok, qabil, nabi yusuf, nabi sulaiman, nabi muhammad, sosok manakah yang paling pas dengan diri kita, itulah kualitas diri kita.
Namun ia tidak harus berwujud dalam bentuk materi, ia juga bermakna totalitas, mungkinkah esensi cinta ini telah hilang dari diri kita di saat amal-amal nyata kita telah meredup, seiring dengan merasuknya rasa tidak percaya kepada sesama, mungkinkah ini juga datang di kala kita menutup diri untuk tidak mendengarkan argumentasi kesulitan sesama, persahabatan kita baru sebatas persahabatan organisatoris jika esensi iblis telah mendominasi jernihnya fitrah.
Pernahkah kita sadar diri sejauh manakah perjalanan hidup kita?
Romi Anshorullah
Ads 970x90
Minggu, 09 Desember 2007
makna cinta
Related Posts
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon