Selasa, 24 Februari 2009

Memahami Alam Pikiran Bangsa Kita

Saya tidak mu disebut dukun, sebab semua metode untuk memahami fenomena abstrak selalu dikaitkan dengan dukun, beberapa kali saya harus mengurut dada saya ketika mendengar celetukan orang yang mendekatkan psikologi dengan praktik paranormal.


Itu hanya intermezo aja. Bagaimana saya mememahami alam pikiran bangsa, saya tidak punya ramuan jitu, sebab metode penelitiannya belum paten, hehe kalau sudah paten, siapa pun yang mau pake metpen saya harus bayar. Puiih isok sugih aku rek.


Alam pikiran manusia sulit sekali untuk dipahami, sebab satu detik kemudian bisa berubah dari satu pikiran kepada pikiran lainnya, mungkin di sini letak tuahnya pepatah sedalam-dalamnya lautan bisa diselami, sedangkal-dangkalnya pikiran manusia sulit dipahami, -apalagi pikiran politisi-. Oleh sebab itu saya seringkali lebih waspada di saat saya menghadapi orang yang pendiam, tambah angel maneh ki dipahamine, coz apa yang dikatakan, dengan ekspresi wajahnya terus dengan apa yang dia pikirkan sering kali tidak koheren.


Sebegitu sulitkah memahami manusia, ya memang sulit kalau skalanya juziyaat, namun kalau skalanya kulliyat mungkin akan sedikit mudah, oleh sebab itu, ranah ini (kulliyat) yang sering dijadikan oleh para ilmiwan psikologi sosial untuk menjual gagasanya. biasanya untuk memahami alam pikiran massa bisa diambil contoh dari kasus besar. Misalnya untuk kasus Ponari, dukun cilik yang membuat ribuan orang antri demi mendapatkan sentuhan tangan mungilnya yang menyembuhkan, bahkan beberapa warga mengambil tanah dari halamannya untuk dicelupkan ke dalam air lantas dia minum. Sampai segitunya sampai tetangga saya tewas dalam antrian maut itu.


Dari sisi ini bisa dipahami kalau arketif yang diwariskan nenek moyang dulu tentang manusia adiluhung yang memperoleh elmu secara shortcut memang cukup kuat mengental, bahasa halusnya, pikiran irasional dalam masyarakat ini memang cukup hebat berkelebat dalam wacana tindakan mereka, dan rantai arketif ini belum bisa diputuskan oleh sistem pendidikan nasional beserta dengan pemahaman agamanya yang benar.


Beberapa waktu yang lalu di saat mutilasi sering terjadi, kita dihentakkan oleh kejadian itu, namun bila sedikit merenung, kita akan dapatkan bahwa masyarakat kini telah mengalami mutanisasi karakter, ada perubahan yang cukup signifikan dari alur budaya yang telah dipegang selama ini, nah masyarakat kita ini kalau kita baca alam pikirannya cenderung selalu mengambil jalan instan, sementara tempramen mereka tinggi dan pemarah, mereka alpa akan konsekwensi yang akan mereka terima dibelakang hari. Tipologi khas ini bisa ditemui pada masyarakat di negara gagal.


Fakta senada dengan hal di atas bisa dilihat dari ujian penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi pavorit, tidak sedikit dari mereka yang mengambil jasa joki. Selain itu bila suatu saat kita bepergian jauh memakai bis ekonomi, para pengamen dengan sumber daya seadanya selalu tidak alpa untuk mengingatkan para penumpang bahwa yang ia lakukan akibat himpitan ekonomi lebih parah lagi mereka menyisipkan “dari pada mencuri”. Jawaban senada bisa kita dapatkan dari jawaban para pelacur.


Keyakinan yang irasional (KI), disertai dengan keinginan yang tidak tertahankan untuk mengambil jalan pintas (JP) selalu menjadi pikiran yang mendominasi alam pikiran bangsa kita, dan pada kenyataanya, selalu saja KI dan JP ini berbading lurus dengan rendahnya kapasitas ilmu dan mentahnya karakter.


Salahkah alam pikiran ini?, bagi saya tetap itu salah, namun saya sepakat bahwa pengembangan sumber daya manusia bangsa ini bisa menjadi solusi terbaik, oleh sebab itu, sebaiknya alokasi perbelanjaan negara dan daerah lebih dikuatkan lagi pada aspek pengembangan SDM, lebih dari itu keberpihakan para pengusaha media sebaiknya mulai pro terhadap penyehatan alam pikiran bangsa ini, sebab repot jadinya kalau alokasi 20% pendidikan sudah disahkan tapi film-film karya bangsa ini selalu ada ular naganya, upps untung aja ada ayat-ayat cinta dan denias


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)