Kebanyakan dunia
ilmu keuangan dikampus banyak membahas bagaimana mengelola uang perusahaan,
supaya cashflow balance, dan lainnya. Namun keuangan dalam skala mikro misalnya
keuangan keluarga, mengelola hutang dan melunasinya, sangat kurang sekali. Kenangan terakhir guru mengajarkan kita cara
mengelola uang adalah hemat pangkal
kaya, dan anjuran untuk menabung. Only that, dan tidak ada salahnya. Namun, apakah Cuma itu saja ? ternyata tidak, banyak hal
yang mesti dipertimbangkan dalam mengelola dana, misalnya inflasi, keamanan
menyimpang uang dan yang lainnya.
Diakui atau tidak, Alasan terbanyak tidak mau ribet membuat detail pos keuangan sih karena persoalan income yang belum memadai, padahal ukuran kecukupan itu relative tiap orang dan tiap keluaga. Benar kata Larry Winget “Tidak ada yang namanya masalah keuangan, yang ada adalah masalah prioritas kamu dan keuanganmu pun akan ikut benar”.
Alasan lain biasanya khawatir tidak bersyukur. Biasanya dibilangin
begini “Disyukuri ae mas, kabeh wes ono
sing ngatur”
Apa jadinya kalau tidak terencana
Masalah terbanyak
adalah Anda akan mengalami kesulitan keuangan, bangkrut, terlilit hutang. Hal itu
biasa terjadi jika Anda tidak menyadari sinyal sinyal tidak beres dalam
keuangan keluarga. Dari semua itu, masalah terbesar adalah Tidak jelasnya
prioritas anggaran keuangan. Apa sinyal sinyal kalau keuangan Anda mulai
berdarah darah ?
- Daftar tagihan mengganggu anggaran bulanan seperti anggaran dapur, listrik, spp.
- Banyak barang yang tidak dibutuhkan menumpuk di rumah
- Kesulitan membayar biaya daftar ulang sekolah
- Secara psikis mulai tidak balance, misal mudah tengkar dengan pasangan hanya karena uang receh.
Bagaimana Merencanakan Keuangan
Memikirkan
keuangan keluarga yang terencana adalah hal kecil yang akan membuat banyak
perbedaan signifikan pada diri Anda. Simpelnya merencanakan dana
keluarga adalah memastikan semua pengeluaran
sesuai dengan pemasukkan, semua pengeluaran terkendali mengalir ke dalam
pos pos yang sudah direncanakan. Berikut ini adalah pos yang
harus dihitung untuk keluarga
- Kebutuhan hidup biasanya kisaran 40% dari pemasukkan
- Biaya
masuk sekolah dan biaya daftar ulang
- Asuransi Pendidikan, kesehatan dan Asuransi jiwa
- Cicilan bulanan yang sehat tidak lebih 20% dari pemasukkan.
- Tabungan
pension
- Infak
Sedekah
- Tabungan
umroh dan haji
- Dana
Darurat
Saya tahu bahwa
respon ini hanya reaksi psikis yang tidak nyaman disodori banyak list
pengeluaran. Tapi saran saya terima saja, kalau bias tambah itemnya dengan sesuatu yang bermanfaat lainnya. Dengan
menerima dan mengucapkan bismillah saya akan mulai memuliakan keluarga, maka
pikiran anda secara kreatif akan mencari peluang income lain yang akan membuat
pemasukkan Anda semakin membesar secara massif.
Pada saat yang
sama, Anda mungkin sudah mulai melirik pengeluaran pengeluaran anda yang tidak
efisian yang membuat Anda semakin jauh dari kata Makmur.
Sudah siapkah
keuangan Anda terencana ?
EmoticonEmoticon